Jakarta, skalainfo.net | Sugi Nur Rahardja alias Gus Nur ditangkap Bareskrim Polri dan kemudian ditetapkan sebagai tersangka kasus ujaran kebencian terhadap ormas Nahdlatul Ulama (NU).

Dalam wawancara khusus dengan detikcom, Gus Nur mengungkap latar belakangnya. Dia mengaku memang tidak mengenyam pendidikan agama secara formal meski dia mengisi ceramah di berbagai lokasi dan aktif berdakwah lewat media sosial, seperti YouTube.

“Kan saya lulus SD saja,” kata Gus Nur di Bareskrim, Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (28/10/2020).

Gus Nur mengatakan dirinya memang tidak mementingkan gelar pendidikan. Dia enggan ikut program penyetaraan pendidikan meski diakuinya pernah disarankan sejumlah orang.

“Saya sekarang sudah di titik ‘nggak penting gelar’. Saya sudah nggak butuh gelar, sebenarnya gitu kan. Berapa kali orang nawari saya untuk Kejar Paket C, apalah, sudah punya gelar minimal S.Ag (sarjana agama), nggak, saya nggak butuh,” ungkap Gus Nur.

Gus Nur mengaku masa kecil dan remajanya memang serba sulit. Dia sibuk mengikuti sang ayah yang berprofesi sebagai pemain debus. Saking rutinnya mengikuti ke mana sang ayah pergi atraksi debus, dia tak sempat melanjutkan pendidikan ke tingkat sekolah menengah pertama (SMP).

“Betul, betul (sibuk ikut ayah atraksi debus hingga tak lanjut sekolah, red). Jadi karena memang ya masa kecil nggak bahagia, jadi ya ikut-ikut main debus aja,” tutur dia.

“Ya kan sekarang juga banyak anak-anak kecil yang telantar di jalan-jalan, yang nggak terurus pendidikannya, kurang-lebih saya seperti itulah,” terang dia.

“Kalau lihat ada pengamen, anak punk di pinggir jalan, lampu merah, saya dulu seperti itu. Jadi itu takdir mubron saya, takdir yang saya nggak bisa ngelak. Jadi seperti ini sudah bersyukur saya, daripada jadi rampok, jadi maling,” jelas dia.

Meski hanya mengenyam bangku pendidikan SD, Gus Nur menyebut dirinya bukannya tidak belajar. Dia mengklaim banyak belajar secara otodidak, termasuk mempelajari agama. Gus Nur mengaku telah menulis 13 buku, bahkan menciptakan lagu.

“Tapi saya nulis buku. Sudah 13 judul saya tulis. Saya ciptakan lagu, makanya jangan batasi imajinasi saya,” sambung dia.

Sumber: detikcom

By admin

-+=