Penulis : Dwi Indah Suryaningsih.
Pasuruan, Skalainfo.net| Berkah kasih karunia Tuhan Yang Maha Esa. Dalam sastra linguistik semantik budaya (budi daya luhur) peradaban. Esa Dia Yang Tunggal & Meliputi Semua Yang Hadir, [E]nergi [S]emesta [A]lam. Pesan [TETENGGER] bulan Mei memiliki makna khusus karena massa kelahiran kembali dan kehidupan baru. Selasa, 13 Mei 2025.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam Sejahtera Bagi Kita Semua, Syalom, Rahayu Sagung Dumadi, Om Swastyastu. Semoga Dalam Keadaan Bahagia Atas Kasih Karunia Illahi, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan.
“Massa Kesadaran Anggara Kasih”.
Bertepatan Hari Suci Anggara Kasih disebut Hari dan Pasaran Jawa adalah Selasa Kliwon, 13 Mei 2025. Selasa [3] dan Kliwon [8] Jumlah 11 bermakna “Sewelas Kawelasan Hari Welas Asih”.
Setara dengan Angka Jawa Timur meliputi 9 Kota dan 29 Kabupaten berjumlah 38 Sejawa Timur, dari Anggara Kasih Selasa Kliwon juga meliputi Jawa Timur hingga 38 Provinsi se- Indonesia Raya.
Angka 38 dalam pengetahuan multi wawasan, ilmu cina kuno yaitu I Ching Kitab Perubahan. 38 disebut Kebhinnekaan (red.diterjemahkan dan disempurnakan Bamboo Spirit Nusantara, Bhinneka Tunggal Ika yang ada di dalam lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang berasal dari buah hikmat kebijaksanaan Kakawin Soetasoma yang lengkapnya berbunyi Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Manggruwa. red).
Anggara Kasih sebagai penghayatan budaya dan tradisi Jawa asli Nusantara Indonesia Raya, sebagai dalam tetengger hari kasih sayang. (Baca : Ingat tetengger Gunung Bromo Jawa Timur. Roro AnTeng Joko SeGer. red).
Hari Anggara Kasih untuk mewujudkan misi persahabatan dan perdamaian antar umat manusia di Bumi. Dimulai dari lingkup terkecil lingkungan diri, keluarga, masyarakat sekitar tempat kita belajar, dalam keseimbangan sinkronisasi Alam hingga dunia sampai Semesta Raya.
“Massa Kesadaran Kristus”.
Tradisi Devosi Umat Katolik Indonesia dan Dunia dalam mengkhususkan bulan Mei sebagai Bulan Maria Marraya diperkenalkan sejak akhir abad ke 13. Bunda Maria, yang menjadi Hawa yang Baru. Ibu dari semua yang hidup, “mother of all the living” (Kej 3:20).
Beliau merupakan teladan manusia di Bumi yang berserah penuh pada kehendak Allah dan mau menjawab panggilan Allah (Luk 1:26-38).
“Massa Kesadaran Sri Buddha”.
Dilansir dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Buddha Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), sebanyak 38 Biksu Thudong (baca : 3+8=11 red.) telah memulai Perjalanan Thudong sejauh 2.500 km dari Kota Bangkok Thailand sejak Kamis 6 Februari 2025.
Mereka tiba pertama kali di Indonesia di Kepulauan Riau pada Rabu (16/4/2025). Mereka menempuh perjalanan spiritual menuju Candi Agung Borobudur dengan melintasi empat negara, yaitu Thailand, Malaysia, Singapura, dan Indonesia.
Puncak perayaan Tri Suci Waisak Nasional 2569 BE/2025 digelar di Candi Agung Borobudur pada Senin Wage malam Selasa Kliwon, 12 Mei 2025.
Adapun tema perayaan Waisak tahun ini adalah “Semangat Kebersamaan untuk Indonesia Maju”. Tema ini menjadi pengingat/tetengger bagi seluruh umat untuk terus menumbuhkan keharmonisan dan kebijaksanaan sebagai fondasi mewujudkan perdamaian dan kemajuan bangsa.
Kita mengenal keteladan “Buddha Tiga Zaman” (Three Buddhas of the Three Times) dalam Buddha merujuk pada tiga Buddha yang mewakili masa lalu, masa kini, dan masa depan. Buddha tersebut adalah Dipankara (atau Kassapa) di masa lalu, Buddha Shakyamuni di masa kini, dan Buddha Maitreya di masa depan. Konsep ini menekankan kesinambungan ajaran dan kebijaksanaan Buddha sepanjang waktu.
Sebagaimana pesan Sri Buddha Sidhartha Gautama.
“Jadikan dirimu sebuah cahaya. Jadikan Dharma sebagai cahaya bagimu.” (Baca : Gunadharma adalah Perancang Arsitektur Agung Pembuat Candi Agung Borobudur. Red).
Semoga dunia ini tak hanya maju secara teknologi baru kuno modern klasik, tapi juga tumbuh dalam massa kesadaran rasa kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat, kebijaksanaan, secara bertahap berjenjang berproses kedalam jati diri dan sinkronisasi keseimbangan Alam.
Serta dalam massa saling melengkapi cinta kasih sayang raya, bersama energi kasih yang menjembatani secara universal tak terbatas.
“Semoga semua makhluk hidup berbahagia”.
Editor : Guntur Bisowarno. (Red).