Jakarta, Skalainfo.net| Anggur merupakan salah satu buah sub-tropic yang populer dan digemari oleh masyarakat Indonesia, walaupun bukan merupakan buah asli Indonesia. Anggur memiliki nilai ekonomi tinggi yang dapat dikonsumsi sebagai buah segar maupun olahan dengan kandungan gizi dan vitamin yang bermanfaat bagi kesehatan. Jum’at, 07/02/2025.
Memperhatikan permintaan anggur yang terus meningkat baik dari segi jumlah maupun kualitas, maka diperlukan upaya agar pengembangan anggur ditangani secara optimal agar dapat dihasilkan buah anggur yang berkualitas, ketersediaannya cukup dan kontinuitas yang terjamin.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 produksi anggur nasional mencapai 13.405 ton, namun produksi tersebut masih jauh dari kebutuhan masyarakat. Anggur konsumsi Indonesia saat ini sebagian besar masih tergantung impor dari negara lain. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan anggur di Indonesia.

Di Indonesia sendiri, tanaman anggur ini sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda. Awalnya tanaman anggur ditanam pertama kali di Pulau Pisang (Sumatera Barat), kemudian mulai sekitar tahun 1828, Pemerintah Hindia Belanda melakukan uji coba tanaman anggur di wilayah Probolinggo (Jawa Timur), Buleleng-Singaraja (Bali), Donggala-palu (Sulawesi Tengah), Lombok (Nusa Tenggara Barat) dan Flores (Nusa Tengga Timur) yang pada akhirnya menyebar juga ke seluruh wilayah Nusantara.
Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) yang dipimpin oleh Bapak Wilson Lalengke, S.Pd., M.Sc., M.A. selaku Ketua Umum PPWI dalam kesempatan audiensi kepada Bapak Dr. Liferdi Lukman, S.P., M.Si selaku Direktur Buah dan Florikultura-Direktorat Buah dan Florikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura – Kementerian Pertanian Republik Indonesia, pada hari Kamis, 6 Februari 2025.
Yang dalam hal ini diwakili oleh Ibu Ir. Sri Hayati menyampaikan, keinginan untuk bersinergi dalam penyebaran informasi mengenai kegiatan Kementerian Pertanian RI dalam program ketahanan pangan dan pengembangan anggur di Indonesia, dimana PPWI memiliki anggota lebih dari 1.000 media cetak dan on line serta hampir 1 juta anggota yang terdaftar selain keanggotaan internasional yang berada di lebih dari 30 negara. Potensi besar ini menjadi sangat strategis untuk peningkatan pengembangan anggur di Indonesia, ucapnya.
Banjarsari, Probolinggo menjadi pusat koleksi plasma nutfah anggur terlengkap di Indonesia. Hingga saat ini, kebun tersebut telah memiliki koleksi plasma nutfah sebanyak 49 varietas yang meliputi varietas untuk buah segar, wine, maupun kismis. Kini tanaman anggur yang dibudidayakan dan dikembangkan masyarakat bermacam-macam jenisnya dan merupakan jenis hibrida (varietas-varietas unggul yang memiliki nilai ekonomi tinggi), tambahnya.
Tanaman anggur berkembang luas di Indonesia sehingga sentra produksi anggur ini memiliki wilayah penyebaran yang cukup luas dan berkembang di daerah-daerah dengan kondisi agroklimat yang sesuai. Sentra pengembangan anggur di Indonesia berada di Buleleng, Lombok Utara, Probolinggo, Lombok Timur, Konawe Selatan, Jember, Banyumas, Purbalingga, Palu dan Banyuwangi (BPS 2023).
Kementerian Pertanian Republik Indonesia telah mengeluarkan izin dan melepas beberpa varietas anggur unggulan sebanyak 9 (sembilan) varietas yaitu, Probolinggo Biru 81, Probolinggo Super, Bali, Kediri Kuning, Prabu Bestari, Jestro Ag60, Jestro Ag86, Jestro Ag45 dan Jestro Ag5. Saat ini pengembangan budidaya anggur terus mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya masyarakat yang mencoba melakukan budidaya anggur walaupun hanya di pekarangan rumah masing-masing, tutupnya.
Pada kesempatan itu ketua Umum PPWI Wilson Lalengke mengatakan, pengembangan program penanaman anggur di Indonesia lebih ditingkatkan lagi, dan kami sebagai media publikasi siap untuk membantu dalam penyajian-penyajian informasi lebih actual serta mengena kepada warga masyarakat di Indonesia bahkan sampai kepada mancanegara melalui jaringan internasional kami, ungkapnya.
Wilson Lalengke menambahkan, bahwa ketertarikannya pada tanaman anggur ini ingin diperluas lagi untuk se-Indonesia dan di Papua itu ada lahan kosong sampai jutaan hektar agar bisa kita mamfaatkan untuk tanaman anggur. Saya sudah pernah melihat tanaman anggur yang di Ponjay Kota Tangsel, dan potensi ini sangat luar biasa untuk disebar luaskan, pungkasnya.
Diharapkan peran serta seluruh elemen masyarakat untuk ikut andil dalam pembudidayaan anggur supaya dapat meningkatkan produksi anggur dalam negeri, selain untuk mengurangi impor buah anggur, peran Kementan RI Dirjen Hortikultura – Buah & Florikultura dalam menggerakkan media masa juga sangat dibutuhkan untuk penyebaran informasi serta bimbingan teknis untuk penanaman anggur secara terpadu.
Turut hadir dalam diskusi tersebut diantaranya; DPN-PPWI, Wilson Lalengke, bamboo.co.id Jonathan, ASPAI (Asosiasi Penggiat Anggur Indonesia) diwakili, FWJI Ade Gunawan, media skalainfo.net sebagai moderator dan tamu lainnya. Pantauan dalam diskusi hangat bersama Dirjen Hortikultura – buah terpantau aman dan lancar semoga memberikan nilai mamfaat untuk memajukan pertanian dan ketahanan pangan khususnya program swasembada anggur Indonesia. (Red/Billy).
