Saumlaki, Skalainfo.net| Tiket kapal KM Pangrango dan KM Leuser terjual habis di kantor loket PELNI Ambon akibat melonjaknya calon penumpang tujuan Banda dan Saumlaki. Kehabisan tiket menyebabkan banyak calon penumpang tidak bisa berangkat dan merasa kecewa ketika melihat beberapa kamar didalam kapal masih banyak yang kosong belum ada yang menempatinya. Minggu, 11/08/2024.
Kehabisan tiket berlangsung sejak tanggal 6 Agustus 2024 dengan jadwal keberangkatan KM Pangrango Jumat 9/8/2024 Pukul 02:30 Wit, dini hari. Beberapa calon penumpang tujuan Saumlaki terpaksa tidak berangkat karena pelayanan tiket habis terjual, namun yang sangat mengganjal dibenak calon penumpang adalah masih banyak tempat tidur kosong didalam kapal KM Pangrango tersebut.
Awak media ini saat menyambangi kantor PT PELNI dan meminta keterangan terkait tiket yang terjual habis kepada staff kantor pelayanan, namun tidak bisa memberikan keterangan lanjutan dan banyak diantara mereka yang hanya berdiam diri atau tutup mulut. Hanya mengatakan bahwa pimpinan kami sedang tidak berada ditempat.
Salah satu penumpang KM Pangorango Yulita mengatakan, bahwa kehabisan tiket sangat tidak masuk akal karena faktanya didalam kapal masih banyak tempat tidur yang kosong. Ada apa dengan standarisasi pelayanan pelayaran PT. PELNI Persero sehingga tidak memperhatikan persoalan masyarakat dengan baik, warga masyarkat di Indonesia Timur ini hanya memakai PT. PELNI Persero sebagai alat transportasi anatar pulau. Namun sekarang ini sangat disayangkan pelayanan PT PELNI Persero sudah tidak sesuai stadarisasi pelayanan, katanya.
Masih dikatakannya, bahwa “Saya ikut berangkat dengan KM Pangrango dari kota Ambon tujuan Saumlaki, yang semestinya perjalanan terhitung dua hari, namun harus di tempuh sampai tiga hari perjalanan, jika Kapten Kapal KM Pangrango berdalil karena terkendala cuaca buruk, itu tidak menjadi dasar karena Saya ikut berlayar sebagai penumpang dan merasakan cuaca sedang baik-baik saja, ungkap Yulita.
Kami warga masyarakat dari kepulauan Indonesia Timur sangat berharap kepada PT PELNI Persero agar memperhatikan bentuk pelayanan terhadap calon penumpang. Karena transportasi kami untuk antar pulau notabane nya hanya memakai kapal, jadi kami harapkan standarisasi pelayanan harus ditingkatkan, sungguh memalukan bila pelayanan PT PELNI Persero Milik BUMN tidak mampu memberikan pelayanan yang terbaik, paling tidak tingkat pelayanan untuk penjualan tiket memperhatikan sesuai kualitas standar, agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” pungkasnya.
Pantauan awak media dari kejadian pelayanan Tiket terjual habis oleh PT PELNI Persero, namun masih banyak tempat tidur yang kosong di dalam kapal, melahirkan tanda tanya besar kepada public? Ada apa dengan PT PELNI Persero terhadap regulasi yang terjadi. PT PELNI Persero diminta untuk mengambil langkah-langkah preventif untuk meningkatkan prospek kerja terhadap kapal KM Pangrango dan KM Leuser agar hal serupa tidak terulang di masa mendatang. (Red/Petrus).
Bersambung**