Jakarta, skalainfo.net | Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional menghadiri Rapat Tingkat Menteri yang digelar secara virtual, Senin (14/06/2021).

Sejumlah hal penting  yang dibahas dalam pertemuan tersebut antara lain kesehatan ibu, anak dan gizi masyarakat, pengendalian penyakit menular, dan pengendalian penyakit tidak menular.

Pada bahasan kesehatan ibu, anak dan gizi masyarakat, hal yang disoroti adalah angka kematian ibu dan prevalensi stunting pada balita. Capaian angka kematian ibu saat ini berjumlah 305 per 100.000 kelahiran, tahun 2022 angka tersebut ditargetkan berkurang menjadi 205 dan tahun 2024 pemerintah menargetkan angkanya turun menjadi 183 kasus.

Menteri Suharso menilai, penajaman intervensi yang diperlukan adalah annual reduction rate (ARR) seharusnya 5% per tahun, pengembangan sistem rujukan maternal dan deteksi dini komplikasi, serta pemenuhan sarana prasarana PONED, PONEK, dan kunjungan antenatal 6 kali.

Selanjutnya, capaian prevalensi stunting pada balita saat ini berjumlah 27,7%, tahun 2022 pemerintah menargetkan angkanya turun menjadi 18,4%, dan tahun 2024 ditargetkan sebanyak 14,0%.

Dalam rapat tersebut Menteri menilai penurunan seharusnya 2,7% per tahun, sistem monev yang menjamin ketepatan sasaran dan kepatuhan konsumsi pemberian makanan tambahan dan tablet tambah darah, serta perluasan cakupan data rutin, pemantauan pertumbuhan dan digitalisasi buku KIA

Dalam bahasan pengendalian penyakit menular, hal yang disoroti adalah insidensi tuberkulosis dan presentasi imunisasi dasar lengkap pada anak 12 hingga 23 bulan. Capaian insidensi tuberkulosis saat ini berjumlah 312 per 100.000  penduduk. Tahun 2022 pemerintah menargetkan angkanya turun menjadi 231, dan tahun 2024 angkanya ditargetkan sebanyak 190 kasus.

Menteri Suharso mengatakan, penajaman intervensi yang diperlukan antara lain perluasan testing secara agresif dan mewajibkan contact tracing dan obat pencegahan, pemenuhan alat deteksi (TCM) dan pendukungnya, serta mewajibkan pelaporan TBC fasilitas pelayanan kesehatan swasta dengan reward dan punishment.

Berikutnya, Capaian imunisasi dasar lengkap saat ini berjumlah 57,9%, tahun 2022 pemerintah menargetkan angkanya naik menjadi 71% dan tahun 2024 ditargetkan sebanyak 90%.

Menteri menjelaskan penajaman intervensi yang diperlukan antara lain pengembangan kontak pelayanan dengan swasta di daerah sulit, pengembangan dan sertifikasi vaksin halal, pengembangan antigen baru dalam paket IDL termasuk perluasan PCV untuk menurunkan AKB, serta pengembangan sistem nasional registrasi dan pengingat.

Pada bahasan pengendalian penyakit tidak menular, hal yang disoroti yaitu presentase merokok penduduk usia 10-18 tahun serta prevalensi obesitas pada penduduk usia diatas 18 tahun. Capaian presentase merokok penduduk usia 10 hingga 18 tahun saat ini berjumlah 9,1%, tahun 2022 pemerintah menargetkan angkanya turun menjadi 8,9% dan tahun 2024 angkanya ditargetkan sebesar 8,7%.

Dalam bahasan tersebut, Menteri menilai penajaman intervensi yang diperlukan antara lain peningkatan cukai hasil tembakau secara bertahap, perluasan kawasan tanpa rokok,  pelarangan iklan dan promosi rokok, perbesaran peringatan bergambar bahaya rokok, pembatasan penjualan, serta layanan berhenti merokok dan edukasi.

Capaian prevalensi obesitas pada penduduk usia diatas 18 tahun berjumlah 21,8%. Berdasarkan hal tersebut, Menteri menjelaskan perlu pengendalian konsumsi gula, garam dan lemak, penyediaan infrastruktur mendukung gaya hidup sehat, deteksi dini secara masal, serta pembudayaan gerakan kesehatan masyarakat antara lain mendorong aktifitas fisik, dan peningkatan konsumsi buah dan sayur.( Tim/red)

By admin

-+=