Malang Raya, Skalainfo.net| Acara MEMETRI BHUMI SINGHASARI di selenggarakan Malam Kamis Legi, Rabu Kliwon, 16 September 2020 di Pendopo Agung Museum Singhasari, “Kamis Legi jatuh hitungan GUNUNG, BUMI dan Pendeta,” begitu ungkap Bunda Susy Sri Susmini, Pendoa Nusantara Indonesia Lahir Baru 2020. Semua sangat bertepatan, dan bertujuan secara utuh dan berkesinambungan sesuai jadual gerak misteri daya hidup alam, gunung, bhumi dan para manusia yang sadar perihal Jaman Jagad Renovasi Total 2020 ini. Baik untuk menemukan tahapan solusi tuntas perkara Pagebluk Pandemic Covid 19, berdasarkan kearifan lokal manusantara dan Negara Bangsa Indonesia Kita semua ini, maupun untuk kebutuhan mendapatkan Rahmat Agung Energi Enerjologi Pangan, Sandang Papan di situasi kondisi seperti ini. Singosari, Malang Raya, 22 September 2020.

Skala Rahmat Agung Pertama;

Acara yang di persiapkan hanya dalam 2 kali rapat dan 10 hari lamanya tersebut; dari 50 undangan yang disebar, yang datang sampai 400 orang, bahkan ada yang datang dari Purworejo, di samping dari Purwosari Pasuruan, Bromo, Pakisaji, Malang Raya dan 3 Lurah dan  15 Kepala Desa di Kecamatan Singosari bisa hadir semua di acara tersebut.

Skala Rahmat Agung Kedua;

Panitia penyelenggaranya tanggap ing sasmito, Memetri Bhumi Singhasari (Wabah Pagebluk Sumingkir) dan Doa Lintas Agama Lintas Penghayat Kepercayaan, di Pendopo Agung Museum Singhasari, yang diselenggarakan oleh Komunitas Pelestari Budaya, Pimpinan Ki Widarto dan Sekretarisnya, R. Imam Effendi, SE bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Malang, dibawah Pimpinan Made Arya Wedanthara.

Dari panitia Ki Widarto dan R. Imam Efendi, SE “perbedaan bukan penghalang untuk bersatu dalam doa, semoga semua doa dan mantra menjadikan berkah untuk Nusantara dan Negara Bangsa Republik Indonesia”.

“Getaran dan Hawa” rasa-rasanya menggeletar sungguh menawan hati di Halaman dan Pendopo Agung Museum Singhasari semakin mengental terasha dalam aroma Dipa Dupa Kita yang sudah menyala. Semuanya tergelar dalam rangkaian yang secara keseluruhan saling mendukung dan melengkapi.

Dengan penuh hikmat, dan di lagu kan juga Lagu Indonesia Raya dan Padamu Negeri. MC :  H. M. Zainuri dan Dalang Wayang Limbuk Cangik KRT. Parno Wibagsa dengan Tembang Dandanggula Ki Winarno dan kawan-kawan, membuka persiapan Kita memasuki alam doa dan arah doa bersinergitas di malam itoe;

Doa Islam : Pak Ismail.

Hindu Singosari : Mangku Gupta.

Hindu Tengger : Romo Pandhita Sukarji.

Kristen : Pdt. Max Radja.

Katholik : Romo Dimas.

Penghayat : Ki Gagah Suasawan, Ki Darto, Ki Rusno, Mbah Raden, Dikuatkan oleh dukungan langsung dari para jajaran Pemerintah dan Muspika Singosari.

Camat : Hari Krispianto, S.Sos, M.Si, Danramil : Kapt. Arm. Abd. Qodir, Disparbud Kabupaten Malang : Dr. Made Arya Wedanthara, SH., M.Si, Ketua DPRD Kabupaten Malang : Drs. H. Didik Gatot Subroto, SH., M.H.

Tanggapan Pak Camat : “…semoga doa dan mantra yang diucapkan terwujud, tetap menjaga kerukunan umat beragama dan penghayat sekalipun berbeda agama dan keyakinan bagi upaya bersama mengatasi pagebluk nasional”.

Tanggapan Kades dan Lurah sangat bagus “…karena ini merupakan wujud nyata kerukunan umat beragama yang terwujud dalam doa lintas umat beragama dan kepercayaan yang diselenggarakan Kasepuhan Singhasari untuk situasi genting dan mewabah di seluruh dunia terutama bagi Negeri Kita semua ini”.

Seluruh doa dan mantra yang beragam di satukan dalam tumpeng dan bunga-bunga serta buah-buah dengan cok bakal dan para jenang-jenangnya.

Skala Rahmat Agung Ketiga : Penjelasan Perkara Memetri.

Telaah dari Mbah Nangsir Kalibawang Kulon Progo Yogyakarta dan di terjemahkan oleh Ki Warno. Rahmat Agung Indonesia Punya Acara Sehebat Ini.

“Metri bumi metri wiji metri banyu metri laku sinarengan kalbuning hayu mugi titah tansah manggih rahayu kawitan purwosari mojopahit gerbangsari mataram mbuka mandala andum basuki”.

Metri = Ngaweruhi = Mangerteni = Memahami…

Bumi = Alam Semesta terdiri dari Tanah, udara, air dan panas nya sinar matahari (kehidupan) Wiji = Bibit / Awal dlm Kehidupan. Laku = Perjalanan mencapai suatu tujuan, bersamaan kekuatan bathin yang mendalam, demi keselamatan dan ketemtraman masyarakat / umat.

Purwo = Awal = Ngawali = Memulai. Sari = Kembang = Berkembang. Singosari dan Majapahit = Bentuk / wujud / implementasi Peradapan dan Budaya Kehidupan.

Selalu Sinergi, berinteraksi Alam Kecil (alam manusia) dengan Alam Besar (alam semesta)… dengan segenap isinya, khususnya bagi para manusia nya yang sadar beradab dan berbudi daya budaya luhur adaNya wadahNya.

Hayu, hayu, hayu, hayom, hangayemi…Rahayu……

“Intinya di telenging ati telenging ateleng gogogo golek sego golek swargo berbicara dengan menanam memelihara dan panenan tahun depan baru upacara tumpangan dan makan; 24 september 2020 : Hari Tani Nasional dan Hari Pangan sedunia 10 oktober 2020.

Skala Rahmat Agung Keempat : Simpanan Filosofi dan ilmu Kehidupannya.

Intinya berada dalam qolbu / ati / niat, yang paling dalam memenuhi kebutuhan lahir (sandang, papan lan pangan). Kebutuhan bathin (ketentraman dan kedamaian). Dalam kehidupan selalu mendapatkan hasil dari perbuatan yang dilakukan. Bibit / mbedeng bakal thukul / tumbuh… Nandur / menanam bakal panen / memanen / menghasilkan… Niat kang becik bakal oleh kabahagian lan kamuluaan…

Niat kang olo wahyune bakal sirno….semua Memetri Singhasari ini Sinergitas dengan Energi Enerjologi Hari Tani Nasional Indonesia 24/09/2020 dan Hari Pangan Sedunia 16/10/2020.

Skala Rahmat Agung Kelima;

Kelengkapan Tumpengnya dengan keseluruhan ubo rampainya. tumpeng megana, emas, robyong, gurih, punar, kendit, kabuli, tumpeng sewu.

polo pendem, polo gemantung, polo kesampar, gebogan, tumpeng ketan unti/ketan biru, kolak kencono, cok bakal, pejati, bubur suro, bubur merah, putih, kalacakra, sengkala, piyak, kendit, kelapa gading kuning dan  klapa hijau.

Skala Rahmat Agung Keenam;

Kelengkapan Kembang Upacara Adat Memetri Singhasari, sekar setaman, sekar telon, sekar jodon, sekar mlati, penjor, tedung hitam putih, bendera merah putih, kristal hitam, dupa, damar kambang dan jajan pasar.

Skala Rahmat Agung Ketujuh; Pusaran dan Putaran Energi Endokrinologi Dampak Perwujudannya. Putaran energi para kembang, tumpeng dan sinergitas doa doa terpadu ini berdampak pada hadirnya hujan deras istimewa 4 s/d 5 hari kemudian di Malang Raya, Lawang, Singosari, Blitar dan beberapa daerah di Indonesia, bertepatan dengan energi enerjologi bonus khatulistiwa sinar matahari dan matahari berada paling dekat dengan garis kathulistiwa 21 s/d 23 September 2020. (Red/Cholil).

Penulis : Ki Warno dan Ki Gondo Tejo Kusumo.

 

By admin

-+=