Pasuruan, Skalainfo.net| Kata Kunci: Gunung Pegunungan dilambangkan dalam simbol, diwujudkan wujudkan, dalam bentuk gunungan kerucut (bumbung ikan sungai dan laut) dari daun lontar, pengatur audit sistem ekosistem keanekaragaman hayati, yaitu dalam Mandala Pranata Cara Peradaban Air Banyu, yaitu bumi, bulan, matahari dalam bentuk bulatan/lingkaran daun janur (baca: Dalam Siklus Hari, Minggu, Bulan Tahun pada Alur Air Irigasi Pengairan dalam Tata Iklim Suhu Cuaca “Pranata Mangsa/Waktu/Kala Bali Jawa Kuno. red.) Sabtu, 20/12/2025.

Pencerahan Peradaban Banyu Air Jaman;

Dalam esensi sastra sabda; Jam Jaman, Det Detak Detik, Need Nit Menit, Jan Jantung Jaman Peradaban inilah, Kita harus memiliki Kaweruh dalam budaya peradaban air banyu, yang canggih. (baca :  Manusia Sastra Budaya Canggih. red.)

Inilah Jejer Bali Kuno/Jejer Bali Dalam;

“Di Kasanah Hikmat Kebijaksanaan Alami Ilahi di Pulau Bali, arti Bali sesungguh berarti bermakna Dalam, dari Dalam (Baca: derajat kesadaran super sadar dalam upaya penjagaan atas esensi intisari makna dan arti, dari maksud yang dimaksudNya. red.)

Orang luar atau semua orang luar, di luar dari dalam Bali, mereka disebut orang Jawa, Wong Jowo,” demikianlah penjelasan dari Ketut Punia Kembali Organik (Baca: Orang Bali; Wong Bali; yang mengaktivasi & merevitalisasi arti makna SUBAK BALI, dalan Alur Penalaran Saintifikasi Teknologi Baru Kuno Modern HORAIZO Klasik,) kepada Kita.

Inilah Jejer Jawa Kuno/Jejer (Kaweruh) Kuno;

Ketika orang Jawa, Wong JaWa di unggah dalam Kasanah Pulau Bali di atas, sebagai orang di luar Dalam/Bali, berarti di luar Dalam/Bali, di luar dari Dalam/Bali.

Kita justru menemukan pencerahannya yang tersembunyi di Dalamnya, karena ada Ilmu Pengetahuan_Pengetahuan Ilmu di Pulau Jawa, yang ada di luar nalar orang Dalam Dunia, manusia Dalam Bali, manusia pada umumnya, di luar dari dalam wilayah ilmu pengetahuan populer yaitu “Kaweruh Batin Tulis Tanpa Papan Kasunyatan (KBTTPK)”, karena di dalamnya itu;

Dimana menyangkut Kaweruh Ilmu Pengetahuan_Pengetahuan Ilmu yang terkandung rahasia “Sastra Jendra, Sastra Kaweruh Tulis Tanpa Papan Kasunyatan,” yang menerangkan rahasia dalam,_dalam rahasia Kita di dalam DNA Jagad Besar, dalam DNA Jagad Kecil, yang membahas laku lampah spiritual, yang membuka kunci rahasia JAWA sebagai JAgad WAhyu dan JAWA, berupa JAlannya WAhyu itu sendiri, berupa ilmu Batin, ilmu BANYU (Baca:  BAtin NYUwun marang Urip Orep, Batin meminta Ilmu Pengetahuan Pengetahuan Ilmu. red.) kepada Sang Maha Hidup Maha Urip, Maha Orep, Maha Gesang Kita, yang sangat ghoib dan serentak nyata, saknyata nyataNya tersebut;

karena ini Kasunyatan; Kenyataan, maka tugas Kita yang dibisakan olehNya dalam menjangkau sedikit dari Ranah Rahasia Ghoib tersebut, adalah melakukan penalaran Saintifikasi yang sudah mampu diberikanNya oleh Nya kepada Kita, sebagai orang beriman, orang mukmin yang tunduk dan percaya padaNya, serta berserah total padaNya, maka Kita selalu tetap dapat petunjuk dari Allah Kita (Baca: sebagai mana yang ada di dalam Al Qur’an yaitu Surat Al Bakoro, Surat ke 2: ayat ke 5 tersebut. red.).

Inilah BANYU & BANYU;

BANYU yang arti makna adalah Air, Thirta, Har, Her, dan BANYU yang artinya BATIN NYUwun Marang Gusti Kang Maha Suci, Maha Kuasa, Maha Gesang Orep Urip Hidup.

Dari ilmu BANYU inilah Kajian telaah ini Kita lakukan penalaran Jejer Saintifikasi nya.

Definisi Jejer Jejeg: Jejer: Jejeg Jero, Tegak Jeronya, Tegak Kedalamannya, Tegak, Tiyang Teguh Cagak Kokoh, Dasar Sirah Budaya Peradaban Kaweruh Banyu Air dari Bali Kuno dan Jawa Kuno tersebut, ternyata sebuah Teknologi Mindset yang sangat luar biasa, yaitu Teknologi Baru Kuno, Modern (HORAIZO) Klasik adaNya, semua sudah di sana, dan untuk itu adaNya, sesederhana dan sekomplek itu, dalam kesederhanaan ada kompleksitas, dan kompleksitas ada kesederhanaan.

Kita sudah bisa memasuki Gerbang:

Pencerahan Peradaban Gunung Gunungan;

Peradaban Gunung Arjuno Jawa Timur adalah Peradaban Kawitan, Peradaban Lingga Yoni, Arjuno Pelanangane Jagad, Peradaban Asal Usul Asli, Sangkan Paraning Dumadi, yaitu Pada mulanya Sabda, Sabda menjadi BUMI, WIWITAN, Kawitan Tumbuhan dan Kawitan Hewan, baru dari ketiganya, “telu telune ngatunggal,” dijadikanNya bangsa manusia awal mula, sang adam hawa; beserta anak keturunannya, lewat turu berketurunan bapa biyungnya lewat perkawinan dan pernikahan suci mulia agung adaNya.

Sedangkan Peradaban Gunungan ada di Puncak Gunung Arjuno di Kawasan Alas Purwo Ringgit, yang mengandung kandungan sangat mendalam dari Ilmu Pengetahuan Pengetahuan Ilmu Kaweruh Ringgit, dalam ini salah satunya adalah Peradaban Pagelaran Wayang Kulit Ringgit Purwo Klasik, Budaya Jawa Kuno Klasik adaNya.

Pencerahan Peradaban Sungai SUBAK;

Pencerahan ini Kita peroleh dari Ketut Punia Kembali Organik dari Pulo Bali.

Pemakaian SEGO NASI:

Ada pemakaian sego ( nasi), makanya di bali di sebut segehan. Banyak yang mengira sebagai suguhan.

Lauknya bawang, jahe, garam, arang, dilengkapi tabuhan dari arak dan berem, dari tape singkong.

Bukankah originalitas dari perawatan tanah ada di media ini?

Kok bisa ya leluhur kita memahami mekanisme keberadaan dan kinerjanya microba?

Kelengkapan Leluhur;

Kelengkapan upacara masegeh kajeng kliwon di Bali sudah punah akibat salah tafsir dan manusianya dilumat waktu.

Kebersyukuranya hilang, yang ada hanya acara berupacara saja. Bak upacara bendera dengan menyanyikan lagu kebangsaan, pembacaan butir butir mutiara bangsa negara RI; Pancasila habis itu bubar tanpa meresapi pesannya.

Inilah Contoh Saintifikasi nya;

Kata Kunci: Hujan, Gunung, Sungai, Sumber Mata Air, Sawah, Padi, Beras dll adalah Wujud Ekosistem Peradaban Air Banyu.

Isi sego nya / segehanya adalah simbolik kemakmuran. Bukan suguhan.

Kelengkapanya :

Watu/ batu

Wesi / besi/ pisau

Air = yang memberi kehidupan.

Benang, simbol sandang

Beras kuning, simbol emas, kemakmuran

Uang kepeng jika ada simbol harta.

Tata caranya pertama toreh tanah menyilang dengan pisau,  pukul tanah dengan batu,

seterilisasi dengan arak,

Hatur kan sego yang ada lauk bawang, jahe, garam, arang.

Percikan air.

Baru ungkapkan harapan atas segala berkah alam.

Kemudian berem di percikan.

Sangat ilmiah bukan.

(Baca : semua unsur air, api, udara, tanah, cahaya dan semesta bilangan audit ekosistem alam semesta raya, yang terkait peradaban air, banyu ada di sana. red). (Red).

Penulis: Guntur Bisowarno (Ketua ASJI: Apoteker Saintifikasi Jamu Indonesia).

By Admin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

-+=