Tangsel, Skalainfo.net| Pelayanan rumah sakit umum daerah Kota Tangsel tidak berkualitas tinggi, sehingga menimbulkan kekecewaan yang mendalam bagi keluarga dan orangtua pasien, sedangkan kondisi pasien mengalami suhu badan sangat tinggi dan kritis, para pelayan diruangan jaga malahan terkesan tidak proaktif dan pada akhirnya pasien yang ingin berobat ke RSUD Pamulang Tangsel tersebut ‘kecewa’ dan membawa pulang lagi si- (pasien/anaknya) karena pelayanan RSUD Pamulang Tangsel tidak humanis kepada pasien. Senin, 08/09/2025.
Orangtua pasien bernama Andy mengatakan, sempat terjadi adu argument dengan pihak pelayan RSUD Pamulang Tangsel yang menangani pendaftaran pasien, karena sudah hampir dua (2) jam ikut antri namun belum ada tindakan yang dilakukan oleh para pelayan RSUD Pamulang. Padahal kondisi diruang antrian sangat ramai dan banyak juga yang telah daftar sebelumnya namun tidak ada yang menghampiri pasien, ucap Andy.
Awalnya itu tambah Andy, pelayan RSUD Pamulang Tangsel menyampaikan bahwa sebelum daftar coba hubungi dulu dokternya ada diruang sana, kemudian baru ambil pendaftaran pasien. Andy pun menerima anjuran si pelayan RSUD Pamulang tersebut, kalau memang begitu cara dan aturannya,pikir Andy.
Setelah menghampiri dokter tersebut, justru dokter itu menyarankan bahwa sebelum kesini ya harus daftar dulu ya pak, saran si dokter RSUD Pamulang Tangsel. Sehingga Andy pun menuruti anjuran si dokter itu, mencoba lagi untuk keruangan daftar pasien agar anaknya ini cepat ditangani oleh tim dokter RSUD Pamulang Tangsel.
“Saat menunggu antrian daftar itu, semakin banyak pasien yang datang namun lagi-lagi tidak ada tindakan cepat dari pelayanan RSUD Pamulang Tangsel”.
Kepanikan mulai dirasakan oleh Andy karena anaknya harus cepat dapat penanganan pertama dari tim dokter, melihat kondisi anaknya yang semakin lemas dan suhu panas badannya semakin tinggi. Lalu dia coba untuk menghampiri bagian umumnya (MOD) agar tingkat pertolongan pertama untuk pasien cepat didapatkan. Terlihat ramai juga para suster yang lalu lalang namun seperti sibuk tidak menentu saja keadaan dalam RSUD Pamulang Tangsel itu, terpikir oleh Andy dalam benaknya.
Sambil menegur para suster dan menyampaikan bahwa orang yang sedang lemas duduk bersama ibunya dipojok sana itu adalah anak saya, kenapa begini cara pelayanan RSUD Pamulang Tangsel kepada masyarakat, seperti di cuekin saja, ucapnya kepada para suster atau dokter di bagian umum itu.
Dengan beberapa alasan yang disampaikan oleh pihak pelayan RSUD Pamulang Tangsel yang jelas tidak memberi pelayanan terbaik bagi warga Tangsel pada saat itu, dan ini memang jelas-jelas dialami oleh Andy.
Belakangan baru diketahui bahwa saudara Andy ini adalah seorang penggiat kemanusiaan Kota Tangsel. Notabane nya adalah berkaitan dengan orang nomor satu di Tangsel dan Dinkes Tangsel sehingga kejadian di RSUD Pamulang Tangsel ini kenyataan pahit yang dialami saudara Andy dan bukan dari katanya-katanya.
Kekecewaan Andy atas pelayanan RSUD Pamulang Tangsel cukup menghapus dada saja, dan anaknya yang masih lemas tadi dibawa kembali pulang dan berencana untuk membawanya ke Puskesmas saja sesuai tempat tinggalnya didaerah Ciputat.
Awak media ini mendapat khabar bahwa Andy sedang ke RSUD Pamulang Tangsel bawa anaknya yang sedang demam panas tinggi, lalu mencoba menghubunginya via whatsaap dan pertemuannya malah di Puskesmas Kampung Sawah.
Setelah berbincang-bincang Andy mengatakan, bahwa RSUD Pamulang Tangsel tidak memiliki pelayanan yang berkualitas tinggi, efektif, aman, efisien dan tidak tepat waktu. Jauh dari subtansi standar, perhatian pelayanan RSUD Pamulang Tangsel tidak pada pasien namun lebih kepada meng-abaikan pasien, katanya.
Saya minta kepada Walikota Tangsel untuk merivisi kembali atau men-reshuffle mulai dari Direktur RSUD sampai kepada jajaran tingkat pelayannya. Semestinya pihak RSUD Pamulang Tangsel tidak pilah-pilih atas pelayanan, siapa saja yang berobat ke RSUD ya harus dilayani dulu atau tindakan cepatnya yang diharapkan oleh pasien sehingga tidak membuat warga kecewa. Kalau mengenai pembayaran itu dapat diatasi setelah adanya penanganan pertama dari tim dokter atau pelayanan dari RSUD Pamulang Tangsel, katanya.
SOP ataupun cara pelayanan humanis tidak terlihat dari raut-raut wajah para pelayanan di RSUD Pamulang Tangsel ini, apalagi kalau disebut standar akreditasi Rumah Sakit dikelompokkan menurut fungsi-fungsi penting yang umum dalam organisasi perumahsakitan. Standar dikelompokkan menurut fungsi yang terkait dengan penyediaan pelayanan bagi pasien (good clinical governance) dan upaya menciptakan organisasi rumah sakit yang aman, efektif, dan dikelola dengan baik (good corporate governance).
Pelayanan di RSUD Pamulang Tangsel sangat jauh dari nilai peradaban serta tidak sesuai dengan peraturan dan standar yang berlaku seperti SPM (Standar Pelayanan Minimal) dan INM (Indikator Nasional Mutu) karena pelayanan dapat diukur dari kepuasan pasien. Dan rumah sakit berkewajiban melaporkan data mutu dan keselamatan pasien untuk perbaikan berkelanjutan, pungkasnya. (Red/Alfi).
Bersambung**
