Tangsel, Skalainfo.net| Pada zamannya ketika itu, hanya orang-orang pilihan yang memiliki talenta sebagai group paduan suara terlatih sehingga mendapat rekomendasi oleh pihak Istana Negara sebagai penyambutan kedatangan tamu-tamu negara. Selain paduan suara, juga terdapat group tari. Senin, 24/12/2024.

Dansa yang di gemari oleh tamu-tamu negara (orang asing) saat itu adalah tari Lenso bergembira, tari Lenso ini berasal dari tarian adat Maluku. Sebagai penari Istana Negara dikala itu, group ini berjumlah 30 orang, mengapa tarian Lenso ini diambil sebagai tari bergembira yang menjadi favorit dalam penyambutan tamu-tamu negara, karena tarian Lenso ini yang dapat dikombinasi dan sangat disukai oleh orang asing untuk tarian melantai, serta gerakan-gerakan cepat penuh makna yang bisa membangkitkan semangat dengan gerakan dan lekukan indah gemulai membuat penoton histeris oleh gentakan-gentakan kaki melantai dihadapan para tamu-tamu Istana, ucap Betty kepada awak media ini saat menyambangi kediamannya di Pamulang Estate Kecamatan Pamulang Kota Tangsel beberapa hari lalu.

Ibu Betty ini adalah satu-satunya penari Bhinneka Group yang masih ada, dan bisa memberi contoh yang baik kepada generasi penerus sebagai penari, baik untuk tari di sebuah event atau tari-tarian sambutan penghormatan dalam acara kenegaraan, ucap Betty, seraya menambahkan bahwa pada era itu sebagai Presiden Negara dipimpin oleh Ir. Soekarno, Presiden pertama Indonesia, seluruh tarian-tarian penyambutan tamu negara itu mengambil gerak-gerakannya dari tarian adat-adat diseluruh Indonesia.

Semua penari Bhinneka itu selalu memakai selendang sebagai ciri khas nusantara, dan ada kalanya ketika pertunjukan tari dengan hits memukau, para hadirin dan tamu-tamu negara lainnya akan berdiri dan bertepuk tangan bergembira, ucap Betty.

Ketika itu, bila selendang para penari ini diambil oleh bapak Presiden Soekarno maka itu pertanda bahwa bapak Presiden Soekarno ingin ikut menari dan berdansa dengan penari tersebut. Siapa saja yang diajak berdansa oleh bapak Soekarno ketika tarian penyambutan tamu-tamu negara itu, beliau selalu memberi pesan-pesan moral kepada si penari, seperti saya pernah diambil selendang dan ikut berdansa dengan bapak Presiden RI pertama itu, lanjut buk Betty seraya menambahkan pesan yang dilontarkan oleh bapak Soekarno saat berdansa bersama dirinya itu yakni “tanamkan cita-citamu setinggi langit tetapi kakimu tetap berpijak diatas tanah” ucapan-ucapan bijak itu lah yang terus saya manuti dan teladani dengan arti dalam hidup ini, bahwa kita tidak boleh sombong, tutur Betty.

Pada era itu, tambah Betty, dari setiap siswa maupun siswi sekolah yang memiliki bakat atau kecerdasan pada bidang-bidang tertentu dengan kejuruan yang dia pahami, maka orang itu yang akan disekolahkan oleh bapak Soekarno keluar negeri untuk memperdalam ilmu kejuruannya dan berlaku kepada setiap masing-masing siswa yang memiliki nilai diatas rata-rata.

Bedanya dengan zaman sekarang itu siapa yang punya uang dialah yang berangkat, kalau dulu itu Menteri Pendidikan, Prof. Dr. Prijono, dia itu pintar di bidang pendidikan maka dialah yang di berangkatkan untuk sekolah diluar negeri yang dibiayai oleh pemerintah, ungkap Betty.

Bermacam-macam sesuai keahliannya pada masing-masing sekolah, ada yang Geografi maka dimasukkan lanjut sekolah ke Vietnam atau ke China, dan yang lainnya ada yang ke Kuba. Dan memang mereka dikirim itu karena memang pintar dan ahli pada bidangnya, ucap Betty. (Red/Alfi).

Bersambung**

By Admin

-+=