Bogor, Skalainfo.net| Gelar acara peresmian Situs Budaya Pancuran Tunggal Hulu Cai yang berada di Desa Parung Tanjung Cicadas, Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor ditandai dengan peletakan ‘Payung Agung Budaya Kerajaan’ yang memiliki arti jati diri atau symbol status social pemiliknya yang mengasihi dan mencintai rakyatnya. Sarasehan budaya dalam melestarikan dan menjaga budaya kearifan lokal, yang diprakarsai oleh PBS PETRAJI (Perkumpulan Budaya Spiritual Penyehat Tradisional Jamu Indinesia) di Kampung Parung Tanjung Cicadas Gunung Putri-Bogor. Sabtu, 14/09/2024.

Turut hadir para pemangku pemerintah, pemangku Adat Pasundan, para Sesepuh serta tokoh budaya Spiritual diantaranya: Raden Radu Kusumo Diningrat (Ki Radu), seorang spiritual dan budayawan yang juga salah satu praktisi Forum Keluarga Paranormal dan Penyembuh Alternatif Indonesia (FKPPAI) juga Ambu Sonia, budayawan Sunda yang juga Ketua Forum Kreatif Perfilman Budaya Nusantara (FKFBN), dengan gigih memperjuangkan pelestarian dan menjaga budaya kearifan nusantara, serta Bunda Retno, Bunda Rita, Bunda Shanti, Bunda Rika, Abah, Romo Agung, Ki Hidayat, Rama Diningrat Terabi, Dony Kahfi, Haji Wawan, Gus Cokro, Gus Oki, Kades, RT/RW dan kawan-kawan budaya lainnya.
“Secara bersama-sama menuju Pancuran Tunggal Hulu Cai, dan disambut dengan tarian tradisional Sumba, dengan menyematkan selendang budaya kepada para pelestari budayawan sebagai tanda akan diresmikan Situs Budaya Pancuran Tunggal Hulu Cai”.
Raden Radu Kusumo Diningrat (Ki Radu) dalam wejangannya menyampaikan, bahwa kita jangan melupakan budaya kita, yaitu budaya nusantara. Orang yang hidup di tanah Sunda, bahwa Sunda memiliki sejarah yang panjang dimulai dari Tarumanegara sampai melintas Gunung Putri dan melintas di Situs Kebun Kopi dan sampai melintas ke Situs Tapak Gajah itu adalah kebesaran perjalanan orang-orang Sunda.
Kira-kira pada tahun 650 dibawah keturunan dari Tarumanegara terpecah menjadi 2 gulat, dalam perjalanan panjang sehingga sampai pada tahun 1500 an, dimasa Prabu Siliwagi. Dua (2) keluarga Sunda yang terpecah tersebut, kembali lagi disatukan oleh Prabu Siliwangi. Ini bagian kilas tentang perjalanan panjang dari orang-orang kita Sunda, yang tinggal di tanah Sunda. Setelah Prabu Siliwangi kemudian muncul putra Pangeran pengganti Prabu Siliwangi yaitu Prabu Surawisesa, tetapi waktu zaman Rajanya Prabu Surawisesa sudah muncul pendatang baru yang ingin menjajah tanah Sunda dan ingin menguasai pelabuhan Sunda Kelapa yaitu penjajah dari bangsa Portugis, sebut Ki Radu dari kutipan sejarah perjalanan panjang dari orang-orang Sunda.
Oleh karena itu tambah Ki Radu, kita sebagai orang yang berbudaya harus tetap menjaga dan melestarikan adat budaya kita, pentingnya melestarikan adat budaya Karuhun kita. Sedangkan ini adalah asli nilai para keturunan darah Sunda, ayo putra-putri Sunda bangkit untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai adat budaya karuhun kita, tutupnya.

Terpisah, Ambu Sonia seorang pakar budaya mengatakan, mengenai budaya Sunda dan budaya disini tidak akan lepas oleh apapun juga, walau diterpa oleh budaya luar sehingga mereka terlupakan dengan budaya kita, namun inilah tugas kita untuk terus melestarikannya, katanya.
Apa sih pencak silat, apa sih Jaipongan, apa sih Reog, apa sih Calung dan lain sebagainya. Mari kita samakan dan lestarikan, kembangkan budaya lokal kita ini dengan mengemasnya pada suatu sejarah dan menjadikan nya sebagai tema-tema edukasi pada visual atau sebuah film agar anak-anak millennial itu mengerti dan dapat mengambil pesan-pesan moral dari sebuah film yang mengangkat budaya kearifan lokal itu, katanya.
Sehingga tontonan tadi menjadi suatu tuntunan buat kita, terutama buat anak-anak remaja kita sebagai penerus bangsa Indonesia. Tentunya kita mengharapkan juga dukungan dari pemerintah untuk para pelaku seni budaya, contoh dari kegiatan yang kita lakukan saat ini bahwa mata air Hulu Cai ini bisa dimamfaatkan oleh masyarakat disini serta masyarakat luas, tuturnya.
Pada kesempatan yang sama Gus Oki seorang tokoh spiritual dan penggagas terlaksananya peresmian Situs Budaya Pancuran Tunggal Hulu Cai mengatakan, puji syukur dan Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah me-Ridhoi kegiatan ini berjalan lancar. Serta tanggapan dari masyarakat setempat, RT/RW dan aparatur pemerintah juga sangat mendukung atas diresmikannya Situ Pancuran Tunggal Hulu Cai ini.
Untuk agenda selanjutnya, kami akan mengadakan bhakti sosial yaitu pengobatan masal dan terapi gratis kepada masyarakat Cicadas, Gunung Putri, pungkasnya. (Red/Bily).
