Jakarta, Skalainfo.net| Mahakarya budaya nusantara dalam pameran lelang bursa, ‘Keris Kamardikan Award 2024’ dengan menampilkan berbagai karya-karya keris dari Empu-empu ternama pada jamannya hingga saat sekarang ini, tetap terjaga dan terus dilestarikan sebagai keris pusaka bertajuk “Mana Kerismu Mana Budayamu dengan Keris Kita Berbudaya”. Acara tersebut berlangsung mulai tanggal 21 – 25 Agustus 2024, bertempat di gedung Museum Benyamin Sueb, Jalan Jatinegara Timur, Nomor 76, Rawa Bunga, Kecamatan Jatinegara, Kota Jakarta Timur. Jum’at, 23/08/2024.

Pecinta benda pusaka dan berbagai organisasi keris, sangat berantusias untuk ikut menyemarakkan gelaran pada pameran lelang bursa keris kamrdikan yang diadakan setiap malam dan dimulai pada malam pembukaan ini hingga acara puncak di tanggal 24 Agustus 2024 nanti.

exclusive

Waluyo yang menempati stand meja dengan menampilkan bermacam jenis keris dari Era dan kerajaan mengatakan, bahwa semua benda pusaka itu adalah (TUS) istilah ucapan Jawa itu temutus (Tua Utuh Sepuh) yang memiliki rangka original sepuh dan sederhananya alur urat besi utuh. Seperti keris ini namanya Dapur Tumeggung, ucap Waluyo sembari memperlihatkan bentuk keris tersebut.

Waluyo menambahkan, pada setiap keris pusaka itu mempunyai masing-masing kelebihan dan tidak bisa mengangkat satu keris pusaka tetapi menjatuhkan pusaka yang lain. Pada dasarnya setiap pusaka itu adalah bagus semua, katanya.

Awak media ini menanyakan apakah semua keris pusaka yang dibawa oleh Waluyo dalam pameran lelang bursa itu berasal dari Jawa Tengah?

“Waluyo menyampaikan tidak hanya dari Jawa Tengah dari Jawa Timur juga ada dan juga dari nusantara mas,” ucapnya.

Pada setiap event seperti ini, kami selalu di informasikan sebagai pecinta pusaka dan koleksi pusaka, tambah Waluyo dan biasanya dikabarkan itu kepada group paguyuban kami yang bernama Patra Ganesa atau disebut (Paguyuban Tosa Aji Nusantara). Dengan adanya acara kontes Kamardikan seperti ini, semoga banyak melahirkan generasi penerus atau Empu-empu untuk terus memajukan budaya nusantara khususnya pada tosa aji atau pengkrisan nusantara, ungkapnya.

Untuk Era saat ini disebut Kamardikan, bukan keris pusaka tetapi keris Kamardikan apabila ada yang pesan atau minta dibuatkan keris kepada Empu maka, disitu akan dikaitkan dengan tanggal lahir dan pekerjaannya si pemesan. Disitu akan ada dan ketemu nama kerisnya atau kenamaan keris sepuh oleh si Empu pembuat keris tersebut.

Dalam hal ini, kita sebagai pecinta Tosa Aji juga memberi edukasi kepada masyarakat melalui pameran-pameran seperti ini, karena tatkala kita tidak bisa untuk meneruskan tuntunan dari keris tosa aji ini secara automatis UNESCO akan mencabut lisensinya, sebut Waluyo.

Saat itu pengkerisan tosa aji nusantara dinobatkan oleh UNESCO itu pada tanggal 20 November 2005 di Paris, tutup Waluyo. (Red/Bily).

By Admin

-+=