Jakarta, Skalainfo.net| Suatu kehormatan untuk media ini dapat bercengkrama bersama seorang tokoh nasionalis yang sangat mencintai tanah air Indonesia sekaligus memberi inovasi untuk menjadi pemimpin berkarakter negarawan yang tangguh. Sosok tersebut adalah Laksamana Muda TNI (Purn) Rosihan Arsyad yang mendedikasikan jiwa dan raganya untuk Indonesia maju dan berdaulat. Sebagai negara kepulauan nusantara, Indonesia bisa menjadi negara besar seperti tertulis dalam sejarah kerjaan dahulu. Jum’at, 16/08/2024.
Pada kesempatan ini, dalam rangka bedah buku karya Rosihan Arsyad berjudul “Membangunkan Indonesia” bersama narasumber: Dwi Urip Premono, MA (Iluni), Asya’ri Muchtar, M. Akt (Univ Binawan), Pratama, Ir (Pebisnis), Setiyo Wibowo (FBN), Bowo Widodo, Ir (IPB), Haris Zukarnain, MA (Unija), Herman Silalahi (Nusantara Centre) dan sebagai moderator bedah buku “Membangunkan Indonesia” Prof. Yudhie Haryono (Direktur Nusantara Centre).
Serta pembahasan lainnya bersama para Akademisi, yaitu tema diskusi: ‘Membangunkan Indonesia Demi Peradaban Maritim,’ “Arus balik nusantaraisme dimulai dengar banjir bandang Pancasila dan diwujutkan lewat negara maritime sebagai cikal bakal alternative peradaban dunia”. Bertempat di kediaman Laksamana Muda TNI (Purn) Rosihan Arsyad, Jalan Benda Atas Kompleks Yasyi Hill No. 11 Jeruk Purut, RT. 007/03 Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Dalam pembahasan bedah buku “Membangunkan Indonesia” tersebut, terdapat banyak pemahaman yang sangat perlu diluruskan terutama mengenai teritorial laut Indonesia. Perlu di bangun kembali kesadaran tentang arti pentingnya mengkaji dan membangun maritim nasional di Indonesia.
Apalagi Indonesia memiliki pulau-pulau yang sangat banyak tentunya memenuhi syarat untuk menjadi negara maritim terbesar di Asia. Dalam hal ini, peran masyarakat juga sangat dibutuh untuk mendorong pemerintah agar bisa mengambil langkah-langkah positif dan memamfaatkan laut sebagai kekuatan maritime geografis Indonesia untuk kesejahteraan rakyat Indoneisa.
Pembahasan bedah buku semakin hangat serta menambah wawasan ilmu pengetahuan dan yang paling menarik dalam buku “Membangunkan Indonesia” itu adalah, terdiri dari empat bab pertama yaitu; dengan judul “Menjadi Indonesia” yang pada intinya berisikan berbagai permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kedua berjudul “Ci Vis Pacem Para[1]bellum,” membahas rupa-rupa persoalan terkait pertahanan Indonesia. Ketiga berjudul “Di Laut Kita (Belum) Jaya” berisi keprihatian Laksda Rosihan terhadap kondisi Indonesia sebagai negara kepulauan yang “tidak berdaya” di lautan oleh berbagai sebab dan akibat. Ke-empat berjudul “Pemberdayaan Masyarakat” merupakan pandangan penulis tentang arti penting melindungi dan memperkuat posisi masyarakat dalam upaya pembangunan nasional.
Kembali kepada pembahasan bedah buku pertama “Membangunkan Indonesia” saat ini kita dan rakyat Indonesia akan merayakan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-79 tahun, usia yang tidak muda lagi. Sudah banyak perubahan yang telah terjadi secara signifikan dalam kurun waktu tersebut.
“Bung Karno dan Bung Hatta bersama para tokoh yang sudah merumuskan kemerdekaan Republik ini, menjadi “kunci pembuka” memasuki pengakuan bahwa Indonesia sudah merdeka!”.
Namun, selama kurun waktu itu juga muncul kegelisahan masyarakat Indonesia dalam melihat jalannya pemerintahan dan kebijakan yang dibuat, ini dapat dilihat dari tulisan dalam sebuah buku berjudul “Membangunkan Indonesia,” buah karya Laksamana Muda TNI (Purn) Rosihan Arsyad, mantan perwira tinggi TNI AL yang memiliki kegelisahan itu, isi bukunya mewakili rakyat Indonesia selama ini.
Pengalaman beliau baik dalam kemiliteran dan pemerintahan sangat mumpuni, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Selain sebagai pelaut, beliau juga seorang penerbang, Lulusan Akademi Angkatan Laut 1971.
Setelah malang melintang di samudera dan angkasa. Beliau menjadi birokrat dengan menjabat Gubernur Sumatera Selatan 1998-2003. Selepas jabatan Sumsel 1, Rosihan Arsyad yang lahir di Bengkulu 28 Juli 1949 berkarya di bidang olahraga sebagai Sekretaris Jenderal KONI/KOI dan sebuah LSM Internasional yang mengurusi konservasi alam.
Dalam bedah buku dan forum discussion group dikediaman beliau kemarin, beliau mengutarakan bahwa sangat dibutuhkan peran aktif semua elemen bangsa ini untuk “membangunkan” Indonesia, dimulai dari political will yang akan benar-benar mendukung misi mulia ini, tanpa itu akan sangat sulit mewujudkannya, katanya.
Indonesia sangat membutuhkan pemimpin yang sungguh-sungguh memiliki jiwa dan pemikiran Nasionalisme serta memiliki tujuan pemberdayaan masyarakat Indonesia ini ke arah yang lebih komprehensif dan berkesinambungan. Membutuhkan waktu hingga 50 tahun melakukan itu, dengan keinginan kuat, serta melibatkan peran para tokoh Bangsa yang “seirama” untuk mewujudkan itu semua, pungkasnya. Dirgahayu Republik Indonesia ke 79. (Red/Alfi).
