Oleh : Billy

Tangsel, Skalainfo.net| Dipenghujung Ramadhan terlihat seluruh penganut agama Islam akan menyongsong hari lebaran tentunya orang-orang yang telah mempersiapkan hari besar itu sudah diperhitungkan biaya-biaya yang akan dikeluarkan. Apalgi bagi anggota PNS sudah pasti bigbosnya akan bagi-bagi THR kepada anak buahnya bahkan non PNS pun akan kecipratan THR, begitulah nuansa saat itu si-Buyung para pengumbar banyol dan para penerima uang bulanan di kalangan pegawai detik-detik menjelang hilal akan ditetapkan. Kamis, 21/04/2024.

Sekonyong-konyongnya menyebar emoticon di sosmed dengan berbagai tema menarik, rekanan atau sahabat yang terbilang mamppu pastinya akan dikirim apalagi yang masih menjadi pegawai negeri sipil dan punya jabatan pula, ya maksudnya punya kursilah dikantor dinas tentunya upaya buat membuka diri emoticon si-Buyung butuh seremonial seperti itu.

Ya,..tidak sepenuhnya, tetapi harapan itu akan disampaikan mungkin dengan cara itu bisa membawa berkah pada saat hilal akan dibuka nanti.

Hari lebaran itu sangat sacral bagi yang menjalaninya, si-Buyung juga sudah merasakan, begitu pentingnya arti suatu lebaran, banyak orang rela antri panjang berlama-lama yang sangat membosankan di depan loket demi untuk mendapatkan tiket agar dapat hari lebaran itu bisa bersama sanak keluarganya di masing-masing wilayah.

Si-Buyung menyadari, hal macam kesibukan yang dilakukan tetangga kantornya persiapan mudi alias pulkam, itu bagi yang mempunyai gaji bulanan mereka bisa seperti itu, kalau aku apa lah,…terlintas dalam benak si-Buyung.

Apalagi tetangga disamping rumah kontrakan, wuuiihhh,…sibuk bangat siap-siap merapikan barang-barang untuk dibawa mudik alias pulkam. Si-Buyung hanya tukang banyol dianggap tidak ada arti lah walaupun rekan dan kawannya itu banyak juga dari pegawai negeri sipil. Karena si-Buyung tinggalnya di Tangsel tentu kawanan dan rekannya tadi itu adalah pegawai negeri sipil Pemda Tangsel, begitulah kira-kira pendapat si-Buyung tentang banyolan dengan THR dan PNS Tangsel tadi.

Singkat cerita si-Buyung mencoba lagi untuk kirim ucapan dan emoticon tadi kepada salahsatu anggota PNS Tangsel yang notabane nya itu ya.. punya kursi lah di salahsatu Dinas pemerintah. Jawaban yang dibalas oleh anggota PNS itu sangat menarik juga, dan membawa diri si-Buyung juga sama-sama ingin di kasihani. Si-Buyung sambil merenung dan mengkrenyitkan kening sempat habis harapan juga, mengapa sampai demikian ya.

Karena jawaban anggota PNS tadi mengatakan ‘Sabar bang THR Masih Tertunda,’ tak ayal lagi si-Buyung membandingkan woi..pegawai PNS saja belum terima THR konon awak yang gak punya gaji bulanan…rasa berantakan pikiran pun mulai menghantui.

“So, pembaca budiman banyolan belum habis indah pada waktunya dalam syair lagu”.

Si-Buyung mencoba kirim banyolan lagi kepada kawannya yang juga pegawai negeri sipil tetapi bukan pegawai yang diceritakan diatas ya… yang diatas itu.. so sangat baik itu orangnya semoga Allah menambahkan rezeki buat dia.

Apa yang diharapkan si-Buyung harapan yang sesuai dengan pikirannya, ternyata bayolan emoticon tersebut disambut baik oleh kawan pegawai itu,…dan memberi ucapan “cukup buat beli ketupat ya,” senag sangat luar biasa rasa si-Buyung dengan sujut sembah syukur Alhamdulillah ada buat jajan anaknya setelah sholat IED nanti dan sebagian bisa juga untuk beli sayur ketupat.

Kawan pegawai itu jujur dan tidak mengatakan dirinya miskin, jabatan yang diemban pada kantor dinas itu adalah tugas dari pemerintah yang harus dijalani kalau ada rezeki disaat lebaran ini dia mau berbagi dengan rekan walau tidak satu profesi.

Tepatnya setelah Idul Fitri berlalu, pegawai pun sudah normal melakukan aktivitas kembali lalu si-Buyung mencoba menanyakan lagi hal yang diungkapkan oleh kawan PNS itu pada saat sama-sama menunggu hilal akan dibuka yakni menjelang lebaran itu. Kita sebut saja namannya (NS) yakni nama samaran hanya tim banyolan saja yang tahu ya..hehe..he sangat lucu sekali banyolan yang dia sampaikan. Menggelitik perut ingin ketawa tetapi ini adalah modus agar tidak keluar sepersen pun buat si-Buyung sebagai pembanyol rendahan banyolan yang tidak punya gaji bulanan.

Apakah karena dia memang tidak mau berbagi, ataukah dia memang gak punya uang yang akan dibagikan, ataukah memang dia miskin, ataukah memang akal-akalan saja, namun sebenarnya si-Buyung sudah tahu betul apa akhir dari jawabannya. Seorang pegawai PNS yang punya kursi dikantor dinas masak iya sebegitunya siiihh…memainkan si-Buyung menjelang hilal dibuka.

“Ketupat sayur daging rendang, mengumpat dulu jelang hilal, bertengger riang setelah lebaran,” kalimat ini pantas juga buat seorang pesilat tema emoji, begitu dikirim pake emoticon lalu ditangkis kata-kata ‘sabar dan tunggu’ sehingga emoticon meleset dari si pesilat itu. Siapa dia…?.

Eh,..kembali dengan jawaban (NS) tadi, apakah masih tertunda THR nya ya,?… dengan senangnya dan sangat riang tak ada beban mengatakan, ‘Udah turun gak kebagian bang…hehe,’ sedih campur heran kok bisa begitu ya…banyak tanggungan kali dia ya batin si-Buyung. Apakah dia buka pesantren kali ya,..kalau betul buka pesantren ya betul juga untuk biaya anak didiknya, sehingga apapun ucapan dia itu tidak kebagian tersebut sudah tidak sesuai dengan kata-kata banyolan menjelang hilal dibuka, bersabar dulu THR masih tertunda.

Pembanyol si-Buyung mengartikan sebuah kata-kata yang diejawantahkan, ‘bersabar’ tambah dengan ‘masih’ tambah lagi ‘tertunda,’ kalau bocah kecil di iming-iming tunggu ya ini masih diupayakan, tentunya anak yang menangis tadi akan terdiam karena kue itu akan ada bagian untuk dirinya.

Apakah tidak punya bahasa yang lebih elegan lagi untuk meredam si pegundal banyolan si-Buyung tadi, yang dalam kegundahan jelang hilal akan dibuka dipenghujung ramdhan itu.?. Ya memang betul si-Buyung tidak memiliki gaji bulanan, karena seorang pembanyol rendahan di mata mereka. Bagaimana menurut pembaca yang budiman. (Red).

Bersambung**

By Admin

-+=