Tangsel, Skalainfo.net| Sebuah perjalanan panjang pasti akan diawali oleh sebuah langkah kecil yang tidak bisa dibilang suatu kebetulan. Tidak akan ada yang tahu apakah langkah awal yang dilakukan itu akan terhenti ditengah perjuangan atau berhasil di kemudian hari, semua tergantung tekad bulat serta doa dalam proses perjuangan menuju titik yang akan dicapai. Kamis, 11/04/2024.

Seto Mulyadi, seorang pemuda yang mencoba merantau ke Kota Jakarta pada tahun 1970. Ingin memulai sebuah perjalanan panjang itu dengan langkah awal hanya ingin mengadu nasib di Kota Jakarta. Dengan berbekal ijazah SMAnya, sangat tidak mudah bagi Seto Mulyadi untuk mendapatkan pekerjaan.

Sempat menumpang dirumah salah satu kenalannya, yang kondisi kamarnya sangat memprihatinkan karena begitu sempit. Tekad bulat Seto Mulyadi untuk terus mendapatkan pekerjaan akhirnya dikabulkan oleh Allah SWT, saat beliau berinisiatif untuk datang menemui Pak Kasur dan Bu Kasur di daerah Cikini, setelah menonton acara yang diasuh oleh beliau berdua di televisi.

Tanggal 4 bulan April (4) tahun 1970 pukul 4 sore di Taman Situ Lembang, Seto Mulyadi memulai langkah awal memasuki dunia anak-anak atas kesempatan serta kepercayaan yang diberikan oleh Pak Kasur dan Bu Kasur untuk mengasuh anak-anak didik Taman Kanak-kanak Pak Kasur.

Siapa yang menyangka bahwa itulah torehan pertama tinta emas bagi Seto Mulyadi yang akhirnya mulai dipanggil dengan nama “KAK SETO” oleh Pak Kasur.

Konsistensi yang Kak Seto lakukan untuk anak-anak benar-benar totalitas, itu dapat dilihat dari goresan tinta emas yang sampai saat ini dilakukan oleh Kak Seto mulai dari KOMNAS Perlindungan Anak sampai Lembaga Perlindungan Anak Indonesia.

Bagaimana Kak Seto memperjuangkan hak-hak anak, bukan saja bersuara melalui media, tetapi juga mengawal perjuangan hak-hak anak sampai ke Senayan dimana akhirnya dikeluarkan Undang-undang Perlindungan Anak, yang akan menguatkan para penggiat perlindungan anak untuk lebih dapat melakukan langkah nyata dalam melindungi anak-anak dari tindakan kekerasan, pelecehan, asusila dan rudapaksa (bullying).

54 tahun telah digoreskan tinta emas dalam pengabdian Kak Seto di dunia anak-anak Indonesia, walau diusia yang sudah menua, tapi semangat Kak Seto untuk terus berada di garda terdepan dalam melindungi hak-hak anak Indonesia tetap dilakukan tanpa mengenal lelah.

Suatu perjalanan mengantarkan kita dari satu titik ke titik berikutnya, begitu terus berlanjut hingga sampai di satu momen. Ada yang menamakan momen itu sebagai TUJUAN, ada pula yang menyebutnya KEBERHASILAN. Namun, tak ada cerita keberhasilan, bila titik awal tidak pernah dimulai. (Red/Billy).

#skalainfo.netsahabatanak

By Admin

-+=