Tangsel, Skalainfo.net| Dalam khazanah kebudayaan Indonesia, Batik adalah salah satu bentuk seni kuno yang bermutu tinggi. Pada mulanya budaya membatik merupakan suatu adat istiadat yang turun temurun, hal tersebut menyebabkan suatu motif Batik biasanya dapat dikenali dari asal daerah. Beberapa motif Batik dapat menandakan derajat seseorang. Rabu, 13/3/2024.
Sering tidak disadari bahwa Batik telah menjadi salah satu bagian dari keseharian masyarakat Indonesia. Karena tekstur kainnya yang nyaman, Batik kerap digunakan untuk bekerja, menghadiri acara keluarga dan juga menghadiri acara resmi.
Tidak hanya itu, Batik juga tidak sulit untuk ditemukan dalam berbagai jenis tingkatan pakaian, baik dari proses produksi pakaian jadi, dalam bentuk lembaran kain, hingga produk haute couture karya para desainer tanah air.
Sebagai Bangsa Indonesia, tentu ada kebanggaan tersendiri akan Batik sebagai aset warisan budaya bangsa. Sampai akhirnya mendapatkan pengakuan internasional yang diberikan untuk Batik semenjak tahun 2 Oktober 2009 oleh UNESCO-PBB sebagai Budaya Tak Benda Warisan Manusia.
Terkait dengan masuknya Batik dalam daftar UNESCO-PBB memacu masyarakat Indonesia untuk selalu melindungi budaya membatik, sehingga Bangsa Indonesia memiliki keharusan untuk memaknai dan melestarikan warisan budaya Indonesia ini.
“Dengan ditetapkannya Hari Batik Nasional oleh Pemerintah Pusat, diharapkan ikon budaya ini akan selalu dilestarikan dan dimaknai terutama oleh Bangsa Indonesia sampai selamanya”.
Kain tenun biasa dipakai untuk pakaian sehari-hari, sebagai busana adat, kostum tarian, bentuk barang penghargaan dan penghormatan dalam perkawinan. Karena kultur sosial dalam masyarakat beragam, maka seni tenun pada masing-masing daerah memiliki perbedaan. Oleh sebab itu, seni tenun dalam masyarakat selalu bersifat partikular atau memiliki ciri khas dan merupakan bagian dari representasi budaya masyarakat.
“Kain Tenun Nusantara yang sangat beragam dan sarat akan kearifan lokal tentu saja sangat berpotensi menjadi warisan budaya tak benda yang akan diakui dunia”.
Salah satu desainer senior Indonesia, Sonny Muchlison sudah lama mengamati, mempelajari kain Batik dan kain Tenun Nusantara ini.
Setelah beliau lulus dari Perancis pada tahun 1990 untuk menyelesaikan studinya dalam bidang fashion, Sonny Muchlison serius untuk mengembangkan desain busananya dengan menggunakan bahan kain Batik dan kain Tenun.
Kecintaan beliau kepada budaya Indonesia, membuat Sonny Muchlison serius mengembangkan desain hasil karyanya menggunakan kain Batik dan kain Tenun Nusantara.
Melestarikan dan mengangkat budaya batik nusantara, juga dilakukan oleh Dapur Batik GAMIS NUSANTARA yang meramu serta mengkombinasikan batik dengan budaya Timur Tengah sehingga fashion yang diproduksi tersebut sangat elegan dipakai dan cocok untuk acara event dan wedding.
Pertemuan owner Dapur Batik Gamis Nusantara Tri Deva Mismasdi dengan Sonny Muchlison seorang designer terkemuka di Indonesia memberi warna cemerlang bagi petenun di Indonesia karena dua orang pengusaha sama-sama memiliki kecintaan atas batik tenun Indonesia dan selalu menonjolkan karya-karya anak bangsa kepada dunia luar, sehingga dua orang putra bangsa ini menjadi yakin dan akan terus mengembangkan karya tenun hasil negeri sendiri yaitu Indonesia.
Tri Deva Miosmasdi saat ditanya awak media ini bagaimana caranya agar batik Indonesia ini jangan lepas dari pangkuan ibu pertiwi sebagai Brend designer adalah milik Indonesia,..?
Deva mengatakan, tentunya kita tetap membuat karya-karya batik dan mendisain nya dengan berbagai corak model untuk sebuah baju yang disesuaikan dengan masa kekinian. Dan terus membuat model-model baju yang diramu dengan budaya Timur Tengah tadi agar supaya anak-anak remaja juga menyukainya. Karena sekarang ini zamannya generasi Z maka kami juga sebagai desainer selalu merubah corak warna supaya kaum millennial Z suka dan gemar memakai baju batik sehingga warisan budaya nusantara ini tetap digemari oleh seluruh kalangan masyarakat, ungkapnya. (Red/Billy).
