Jakarta, Skalainfo.net| Silahturahmi dengan kak Seto Mulyadi dikediamannya daerah Cirendeu Jakarta Selatan bersama tim Busdev skalainfo.net pada hari Sabtu (20/1/2024) kemarin. Sambutan hangat dari seorang mentor dan perlindungan anak, kak Seto Mulyadi memancarkan wibawa adab santun serta penuh tanggungjawab dengan kesederhaannya itu mengambil keputusan dan perhatian lebih kepada anak-anak dan sekarang telah dinobatkan sebagai tokoh nasional perlindungan anak Indonesia. Minggu, 21/01/2024.

Perbincangan sore hari itu, mengutip perjalanan tentang kak Seto dalam memperjuangkan hak-hak anak sehingga menjadi sesuatu yang sangat perlu untuk diperhatikan. Masa kecil anak-anak itu adalah masa yang penuh kegembiraan masa pertumbuhan yang layak dan baik seharusnya mereka dapatkan. Suasana keindahan itulah yang mendorong kak Seto untuk terus mendeklarasikan perlunya Undang-undang perlindungan anak masuk pada system pemerintahan yang saat ini sudah ada (KPPPA).

Tim Busdev skalainfo.net menanyakan bertepatan pada awal tahun 2024 ini usia beliau sudah beranjak ke-73 tahun dan selama 54 tahun berjuang untuk mendapatkan hak-hak perlindungan anak? Apa saja yang di inginkan kak Seto selama mendampingi dan selalu bersama dunia anak-anak seperti apa tujuannya?

Kak Seto mengatakan, landasan dasar itu mengacu tetap pada 4 hak dasar anak, yaitu 1. Hak hidup (hidupnya anak-anak yang berkualitas) 2. Hak tumbuh dan berkembang (hak yang ingin tumbuh dan berkembang artinya hebat ingin menjadi apa saja, memilih kegiatan apa, berakting, melukis, menyanyi, mendesign, guru dan lainnya) 3. Hak perlindungan (artinya perlindungan dari berbagai tindakan kekerasan dan pisikiologi) 4. Hak didengar suaranya, (jaman sekarang ini jangan harap menjadi penurut kalau tidak didengar apa suaranya artinya kita tidak bisa untuk memaksakan kehendak, ada juga anak yang mandiri tetapi tidak bisa untuk diajak kerjasama, jadi konteknya adalah interaktif dengan si anak sehingga menemukan kreatifitasnya), bila 4 hak dasar ini bisa terpenuhi maka idealnya menjadi anak sempurna terpenuhi dan aman, ucap kak Seto.

Dengan begitu tambah kak Seto, “akan muncul tokoh-tokoh hebat pada anak-anak sehingga akan tercipta pada tahun 2045 nanti menjadi generasi Emas, bukan generasi cemas”.

Tim Busdev skalainfo.net menanyakan lagi mengenai pengganti kak Seto bila nanti masa LPAI bergulir sebagai ketua umumnya apakah sudah punya calon itu?

Saya mempercayakan kepada jutaan tokoh-tokoh yang mungkin belum muncul atau sudah ada tapi kurang ditampilkan didaerah-daerah, makanya kami juga melakukan semacam kaderisasi dan sekarang ini sudah ada di 28 Provinsi yang sudah mempunyai LPAI dengan tokohnya yang masih muda-muda serta 81 Kab/kota di seluruh Indonesia dan itu betul-betul dari masyarakat dan mereka itu tidak digaji beda dengan (KPPPA). Siapa nanti yang akan memimpin…ya Itu dari tokoh-tokoh itu sendiri memilihnya, ungkapnya.

Disela-sela perbincangan hangat tersebut kak Seto menceritakan beberapa pengalaman-pengalaman masa lalunya yang banyak mendapat cercaan, tudingan serta cemoohan namun semua itu tidak menjadi penghalang karena sudah menjadi tekad dan selalu bersyukur, untuk tetap melanjutkan perjuangan mendidik dan melindungi anak-anak Indonesia.

Saya ingat pada tanggal 23 September 1970 lanjut kak Seto, ketika itu saya sebagai asistenya pak Kasur atau pembantu pak Kasur. Ada pesan yang selalu terngiang dalam pikiran kak Seto yaitu pesan dari (Alm) pak Kasur, yang pada saat itu (Alm) pak Kasur orang yang sangat peduli terhadap anak. Pesannya kepada saya, “dek kalau saya sudah meninggal tolong teruskan perjuangan saya untuk mendidik dan melindungi anak-anak di Indonesia”.

Dengan kederhanaan kak Seto yang terus menggaungkan perlindungan anak, sehingga mendapat responsive dari pemimpin RI dan sudah 4 Presiden Indonesia secara simpati menawarkan kak Seto untuk ikut dalam kabinetnya. Tetapi secara halus beliau menolak karena yang terpenting dalam hidupnya hanyalah mendidik dan melindungi anak Indonesia kepada tingkatan yang lebih baik. (Red/Alfi).

By Admin

-+=