Padang, Skalainfo.net| Aksi selamatkan pohon dari pemakuan alat dan bahan peraga kampanye di pohon pantai Padang, mendapat apresiasi dari berbagai tokoh masyarakat. Aliansi Masyarakat Selamatkan Pohon dari paku yang terdiri dari berbagai lembaga, diantaranya WALHI Sumbar, PBHI Sumbar, Gema Pelita Sumbar, Yayasan Camar, Relawan masyarakat peduli lingkungan, BEM Fakultas Kehutanan UMSB melakukan kegiatan pencabutan paku dari Pohon di kawasan Pantai Padang. kegiatan ini dilakukan karena kekhawatiran melihat banyaknya APK (Alat alat Peraga Kampanye) BKP (Bahan Kampanye Pemilu) yang dipaku pada pohon-pohon yang ada di Kota Padang oleh Caleg-caleg Nakal. Selasa, 26/12/2023.

Kegiatan ini dimulai dari Masjid Mujahidin sampai dengan Rusunawa Purus. Dari hasil pencabutan paku terdapat sebanyak ratusan APK/BKP yang dipasang pada pohon. Jumlah paku bervariasi, ada 2 – 10 Paku yang ditancapkan tiap pohon. Panjang dari paku mulai dari 2 Inchi – 5 Inchi. Beberapa pohon yang dipaku diantaranya Pohon Kamboja, Mahoni, Pinus, Ketapang dan Cemara. Berat paku yang dikumpulkan mencapai 1 Kg.

Dari pantauan, bahwa sudah terlihat beberapa dampak buruk dari pohon yang dipaku. Sisa bekas paku menyebabkan keluarnya cairan kuning dari Lubang pohon yang dipaku, warna pohon di sekitar paku menjadi hitam serta tumbuhnya jamur pada areal yang dipaku serta pelapukan pada batang pohon.

Dari beberapa literatur ilmiah bahwa Pemasangan paku pada pohon dapat merusak jaringan kayu salah satunya adalah Kambium kayu, yang akan menghambat sirkulasi air dan nutrisi. Hal Ini bisa menyebabkan kematian sebagian atau seluruh bagian pohon. Selain itu, memaku pohon dapat menjadi jalur masuk bagi penyakit atau patogen dan meningkatkan risiko infeksi.

Dari berbagai aturan sudah jelas bahwa pemakuan APK/BKP pada pohon menyalahi aturan.  Salahsatunya adalah melanggar Perda Kota Padang Tahun 11 tahun 2005 tentang penggunaan fasilitas umum. Selanjutnya melanggar Pasal. 70 dan 71 Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor: 15 Tahun 2005 tentang ketertiban umum dan ketentraman masyarakat, bahwa setiap orang dan badan dilarang menempel atau memasang bahan kampanye pemilu, alat peraga kampanye pemilu dan media sejenisnya di pohon pelindung, jalur hijau dan taman kota.

Aliansi mendesak para pihak baik Bawaslu Kota Padang, Bawaslu Provinsi Sumbar, Pemerintah Kota Padang (Satpol PP, DLH kota Padang) untuk mengambil langkah tegas kepada setiap caleg yang melanggar aturan. Selain itu, dalam waktu dekat, Bawaslu Provinsi dan Kota Padang harus mengambil langkah-langkah untuk menurunkan dan atau membuka Alat, bahan peraga kampanye yang ada dipaku pada Pohon di Kota Padang. Bila hal ini tidak dilakukan/dipindahkan Aliansi akan memikirkan untuk menempuh jalur hukum seperti gugatan Class Action kepada para pihak yang bersangkutan.

Sementara ketika diminta tanggapan kepada Devi Erawati Caleg Prov Dapil Sumbar 1 Kota Padang tentang pemasangan APK di pohon. Devi tidak setuju dengan tindakan para caleg tersebut.

Caleg adalah orang yang akan mewakili masyarakat, orang yang di anggap lebih tau dan mengetahui baik tentang aturan dan bagaimana memelihara lingkungan dari sampah virtual, katanya.

Kalau caleg sendiri tidak tau aturan, bagaimana mungkin mereka akan mewakili masyarakat. Dan sampai saat ini saya sendiri tidak pernah menyakiti Pohon. Karena butuh puluhan tahun untuk pohon itu bisa tumbuh. Kok tega-teganya para caleg menyakiti mereka. Sayang mereka tidak bisa menjerit dan bersuara, kalau pohon itu bisa bicara pasti akan mengatakan betapa tersakitinya batang pohonnya saat ini, karena dipaku oleh APK caleg nakal. (Red/Ari).

Autentikasi : Tommy Adam (0812 88202488) – Syafirawati (0811 664543).

By Admin

-+=