Tangsel, Skalainfo.net| Terkait ocehan Kadis DLH Tangsel Wahyunoto Lukman mengenai keberadaan TPA Cipeucang akan dibangun PLTSa hanya bualan semata, pantauan masyarakat mengenai sampah di Cipeucang bukan rahasia umum lagi dengan tempat kurang memadai namun, penanganan nya pun tidak teliti dan jeli kurang serius tangani sampah. Minggu, 6/8/2023.

Dilansir dari media tangerangraya.net (3/8/2023), 1. Wahyunoto mengatakan bahwa tak semua Kepala Keluarga (KK) terlayani dalam hal pengangkutan sampah. Sebab kata Wahyunoto, Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Cipeucang sudah tak mampu menampung sampah warga Kota Tangsel. “Kita tidak (melayani) masing-masing KK, itu tergantung RT/RW yah. Karena begini, kita belum bisa melayani semua KK yang ada di Kota Tangerang Selatan,” ujar Wahyunoto.
- Menurutnya, pengangkutan sampah warga di Kota Tangsel, hendaknya dilayani oleh pemerintah. Pasalnya, jasa angkut sampah yang disediakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) jauh lebih murah, dibanding dengan jasa pihak ketiga. “Bukannya mereka tidak mau dilayani, sangat mau, karena lebih murah membayar retribusi ke Pemkot, dari pada bayar ke pihak ketiga, jasa pengelola sampah,” papar Wahyu.
- Pihaknya menyatakan bahwa, pelayanan jasa angkut sampah bagi seluruh warga Tangsel dapat terlayani, apabila Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) terbangun di TPA Cipeucang. “Kalau misalnya nanti kita punya PLTSa, di Cipeucang itu nanti sudah ada PLTSa, sudah mampu melayani sampah, baru nanti kita kutip retribusi,” tegasnya.
Melihat hal itu, lanjut Wahyu, saat ini retribusi yang dihasilkan dari pengelolaan sampah warga, di luar lingkungan perumahan hanya Rp. 3 Miliar setiap tahunnya. “Warga Tangsel kita kutip retribusi, dan itu potensinya besar. (Saat ini) Kita setahun Rp. 3 Miliar, tinggal bagi aja 12 bulan,” tandas Wahyunoto.
Dari penuturan Kadis DLH Tangsel bahwa TPA Cipeucang sudah overload sehingga tidak mampu untuk mengangkut sampah perumahan, bukannya tidak mau juga mengambil sampah warga masyarakat per/KK karena pembayaran retribusi kepada pemerintah lebih murah.
Pihaknya menyatakan bahwa pelayanan jasa angkut sampah bagi seluruh warga Tangsel dapat terlayani apabila pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) terbangun di TPA Cipeucang.
Menanggapi seluruh ocehan Kadis DLH Tangsel Wahyunoto Lukman terkait sampah masyarakat Tangsel, Pimred skalainfo.net Alfi angkat bicara, 1. Terkait (PLTSa), perlu diketahui pak Kadis DLH Tangsel bahwa Kota Tangsel bukan negeri dongeng seperti diceritakan kepada anak-anak, kalau mereka bilang misalnya itu artinya berandai-andai (hanya ingin buang issu saja).
“Pemkot Tangsel bila ingin bangun pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) perlu waktu dan lahan yang luas serta sarana dan prasarana yang memadai”.
Kurun waktu 3 tahun belakangan ini apa yang sudah diperbuat oleh TPA Cipeucang mengatasi sampah yang setiap hari selalu datang, tentunya ini tugas berat tetapi dapat dan bisa diselesaikan bila ditanggulangi dengan benar.
- Warga perumahan maupun non perumahan tetap membayar distribusi terlepas itu pemerintah yang ambil sampahnya ataupun tidak, artinya warga masyarakat tetap melakukan pembayaran distribusi. “Dengan adanya pihak ketiga mengangkut sampah justru pemerintah terbantu dengan keberadaan mereka sehingga pemerintah tidak sulit memikirkan kesemuanya cukup apa yang sudah menjadi ketetapan saja yang diangkut.
- Sejak tahun 2020 saat jebolnya tanggul Cipeucang warga Tangsel sudah mengetahui luasan dan cakupan TPA Cipeucang, untuk itu banyak warga Tangsel yang sadar untuk tangani sampah dari rumah bahkan penggiat-penggiat lingkungan lainnya banyak yang menjadi suka rela untuk tangani sampah dari hulu ditengah-tengah masyarakat.
Yang menjadi pertanyaan dalam kurun 3 tahun ini apa treatment yang dilakukan dalam penanganan sampah di TPA Cipeucang..?
Cukup banyak anggaran yang dikucurkan setiap tahunnya khusus penanganan TPA Cipeucang, apa yang terjadi dengan TPA Cipeucang..?
Apakah dibiarkan saja TPA Cipeucang begitu, angkut sampah dari warga lalu dibuang ke TPA Cipeucang tanpa melakukan penanganan lebih lanjut..? atau kurangnya SDM atau tenaga pekerja untuk TPA Cipeucang kurang memadai..?
Jangan ketika terpojok baru teriak saat suasana terkendali pada tertawa, kami tahu keadaannya saat jebol tanggul TPA Cipeucang sangat memprihatinkan, sehingga banyak relawan yang datang membantu menangani permasalahan sampah di Cipeucang tetapi banyak juga yang diabaikan. (Red/Alafi).
Bersambung**
