Sumedang, Skalainfo.net| Dalam rangka sosialisasi sejarah YPS (Yayasan Pangeran Sumedang), dan dalam meluruskan sejarah, menghormati leluhur, pihak panitia yang tergabung dari FKO mengundang Narasumber Widi Pananjung (RWS), Sakiya Hendara Alias Ki Petir dan Apih Sukarna (Budayawan Sumedang), Selasa, 29/11/2022.

Acara tersebut berlangsung di Pamidangan Gajah Depa Cimalaka, Sumedang dengan dihadiri sekitar 50 Orang tamu undangan yang terdiri dari Pengurus Yayasan Pangeran Sumedang (YPS), Rukun Wargi Sumedang (RWS) serta kalangan Organisasi Kemasyarakatan, Sejarawan dan Budayawan Sumedang.
Selain mendengarkan paparan tentang Sumedang baik secara historis maupun dalam tataran budaya oleh ketiga narasumber, juga tamu undangan diberi kesempatan untuk tanya jawab.
Salah satunya Rd Widi Pananjung, dari RWS Sumedang, Widi Pananjung memaparkan silsilah Kerajaan Sumedang serta menjelaskan terkait sejarah waqaf (yang merupakan barang sendiri), pusaka titingal sepuh. Dalam kesempatan tersebut, terjadi debatebel terkait pelurusan sejarah Sumedang Larang, dijabarkan sejarah Prabu Aji Putih, jelasnya.
“Di Tatar kita disebut Prabu, tembong Agung, Nelendra Galuh, ngimpenkeun dia melihat satu cahaya sebagai mana tertuang dalam manuskrip, Yang menerima wangsit itu insun medal insun Madangan merupakan azas, jalan Tajimalela dikumpulkan, di sebuah tempat Cimarga tungku tilu jangka opat, Mandala Himbar Buana, forum membicarakan dan menyepakat di Sumedang mengetahui ilmu budaya dan agama, tanah pemimpin.” papar Widi.
Acara berlangsung selama kurang lebih 3 jam, Ketua Pembina YPS, Brigjen (P) Mustikaningrat membacakan Selayang pandang dihadapan sejumlah tokoh Budayawan Dan Pengurus YPS/RWS, Anggota dan Pengurus Organisasi Forum Komukasi Ormas.
Dalam pemaparannya Brigjen Mustikaningrat menyatakan, apresiasi atas prakarsa kepada panitia penyelenggara sehingga acara terselenggara dengan lancar, “Saya berterima kasih atas peranserta semuanya sehingga acara berjalan lancar.” ujar Mustikaningrat.
Dalam kesempatan tersebut, dia juga membacakan selayang-pandang Yayasan Pangeran Sumedang yang isinya antara lain: Yayasan Pangeran Sumedang adalah Yayasan yang sah dan satu-satunya sebagai pengelola wakaf serta peninggalan lainnya termasuk Museum Prabu Geusan Ulun sampai dengan saat ini. Adapun Yayasan yang bernama Yayasan Nazhir Wakaf Pangeran Sumedang yang baru didirikan pada tahun 2017 bukanlah Yayasan Pengelola Asset Wakaf PASA, karena tidak pernah ada dan dilakukan: Tidak pernah ada penyerahan secara adminitratif dari Yayasan Pangeran Sumedang kepada Yayasan Nazhir Wakaf. Pangeran Sumedang mengenai pengelolaan wakaf serta pemasfahan aset wakaf beserta peninggalan leluhur lainnya. Maka dalam forum ini kami beri judul, “Sosialisasi Sejarah Yayasan Pangeran Sumedang (YPS), katanya.
“Dalam Meluruskan Sejarah, Menghormati Leluhur,” oleh karena itu perlu diadakan langkah lanjutan kembali untuk tindakan pelurusan prosesnya dengan Badan Wakaf Indonesia Pusat dan Badan Wakaf Indonesia Cabang Jawa Barat.” paparnya.
Ditempat yang sama kordinator forum kemitraan ormas (FKO) Sumedang Irwan Permana mengatakan, pihaknya sangat mendukung dengan adanya sosialisasi sejarah yayasan pangeran sumedang (YPS) dalam meluruskan sejarah menghormati leluhur yang dihadiri hampir seluruh ormas yang ada di Kabupaten Sumedang, semoga bisa mengetahui tentang sejarah asal mulanya Sumedang dan pihaknya pun siap mengawal program Yayasan Pangeran Sumedang untuk kepentingan dan kemaslahatan masyarakat Sumedang, pungksnya. (Red/Yudi).
