WhatsApp Image 2022 07 26 at 20.28.09

Oleh : A. Syahri

Kota Tangerang, Skalainfo.net| Naif, dalam satu keluarga yang luput dari rasa kemanusiaan dan hidup berdampingan dengan masyarakat penuh kesibukan menelantarkan kepedulian walau dalam bermasyarakat melihat tetapi buta, mendengar tetapi tidak ingin mendengar kegelisahan mereka.

Rasa keadilan jauh dari jangkauan, berteriak sampai serak lebih banyak suara warga yang lebih mempengingkan telinga. Hidup dijalani mengikuti roda hari sampai kapan meregang kepedihan buta dalam aksara, sukar dalam penjabaran.

“Hari ini, cahaya telah memberi warna kegundahan ditebang asa, semoga hari-harinya beranjak naik dipuncak humanisnya masyarakat kota yang mempunyai arti dari Bhakti Karya Adhi Kerta Raharja Kota Tangerang”.

Keluarga Ibu Suprihatin (43) dengan 5 orang anaknya tinggal ditengah padat penduduk yang beradab dengan berbagai etnis suku dan agama, bagaimana bisa terjadi satu keluarga terabaikan karena oleh kemunafikan? Dosa besar kita sebagai sesama manusia membuang prikemanusiaan di negeri yang berdasarkan pancasila. Disana Ibu Suprihatin (43) yang berada di RT. 01 RW. 10, Kelurahan Sudimara Jaya, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang.

“Ibu Suprihatin 43 tahun”

Beredar di surat kabar online, dengan judul ibarat menjatuhkan benda berat direlung hati, ter-engah rasa impati dan peduli hilang dipojok kota sana. Luput dan luput lagi penggapaian dalam bertenggang rasa, demi kasta luput pengendalian hidup bersahaja, ohh…pemimpin negeri lihat lah kami…

WhatsApp Image 2022 07 26 at 20.28.08

“Kutipan dari mediabantencyber.co.id, Ditelantarkan, Satu Keluarga Semuanya Buta Huruf dan Tinggal di Rumah yang Sangat Bau di Kota Tangerang”

Kota Tangerang, Sungguh miris, dan entah siapa yang harus disalahkan, tapi ini fakta dan nyata, satu keluarga di wilayah RT. 001/10, Kelurahan Sudimara Jaya, Kecamatan Ciledug, Kota Tangerang, kelima anak-anaknya tidak ada yang bersekolah dan buta huruf.

Bunda Rose Sekretaris DPD IHB (Relawan Indonesia Hebat Bersatu) Kota Tangerang,  mengunjungi kediaman ibu Suprihatin (43), ibu dari 5 orang anak, Selasa, (26/7/2022).

Sampai di lokasi, rombongan tim relawan IHB Kota Tangerang terkejut ketika melihat kondisi rumah kontrakan ibu Suprihatin bersama kelima anaknya dalam kondisi gelap-gulita dan hanya ada satu lampu penerangan yang entah berapa watt voltasenya karena nyalanya seperti lampu semprong “Pelita” dari minyak tanah seperti tahun tujuh puluhan.

Dan setelah menunggu beberapa saat, datanglah ibu Suprihatin dari dalam kegelapan ruang kerumah kontrakannya untuk bertemu dengan tim IHB Kota Tangerang. Dan setelah pintu rumah kontrakannya dibuka, sekali lagi tim relawan dibuat terkejut lagi dengan satu hal, yaitu Bau menyengat segala macam rasa yang cukup luar biasa yang keluar dari dalam rumah kontrakannya ibu Suprihatin, semua tim relawan yang hadir langsung mual-mual karena tidak tahan dengan aroma bau yang keluar dari rumah ibu Suprihatin, (maaf bukan untuk mencela namun realita kehidupan ibu Suprihatin, dengan sangat butuh uluran tangan dari sahabat pembaca).

Akhirnya dengan menggunakan masker Bunda Rose bersama tim relawan IHB Kota Tangerang memasuki rumah kontrakan ibu Suprihatin untuk menyerahkan beberapa paket bantuan Sembako berupa satu karung beras 25 kg, 2 dus mie instan, minyak goreng dan perlengkapan mandi.

“Mohon diterima bantuan kami yang tidak seberapa ini, semoga dapat bermanfaat dan dapat sedikit membantu kebutuhan untuk makan ibu Suprihatin bersama anak-anak disini. Dalam kesempatan ini juga saya meminta kepada ibu Suprihatin untuk bagaimana pun kesulitan anak-anak harus tetap disekolahkan, karena itu adalah aset untuk masa depan keluarga ibu kelak di masa depan. Orang yang bersekolah saja sulit mencari kerja apalagi tidak bersekolah?,” tutur Bunda Rose.

Lanjut Bunda Rose, dirinya sudah menghubungi staf dari Walikota Tangerang Arif R Wismansyah dan juga ketua DPRD Kota Tangerang Bung Gatot agar segera memberikan bantuan sosial lainnya kepada keluarga ibu Suprihatin dan juga bantuan pendidikan agar anak-anak ibu Suprihatin yang masih belum terlambat usianya dapat segera bersekolah.

“Yang paling penting adalah si Mega yang usianya 9 tahun ini harus segera masuk sekolah. Ngak apa-apa ya nak.. kamu mulai dari kelas satu dulu karena kamu belum bisa baca tulis ya. Dan buat adik-adik kamu yang masih kecil-kecil ini mereka semua harus belajar mengaji di masjid ya. Nanti Bunda siapkan berbagai keperluan sekolah dan mengajinya,” pesan Bunda Rose kepada Mega anak ketiga ibu Suprihatin, yang dianggukkan kepala oleh Mega dan adik-adiknya sambil menangis.

Sementara itu, Ibu Suprihatin, ibu dari lima orang anak yang nasib dan kehidupannya “Ditelantarkan” negara (tidak mendapat perhatian pemerintah daerah dan pusat-red) sambil menangis dirinya mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Bunda Rose dan juga relawan IHB Kota Tangerang atas perhatian dan bantuan yang mereka terima.

“Terima kasih ya Bunda Rose atas perhatian dan bantuannya ini. Sebenarnya saya sudah mengajukan bantuan kepada pemerintah tiga tahun yang lalu, tapi sampai sekarang tidak pernah ada kabarnya bagaimana nasib permohonan bantuan saya tersebut. Ya kami bisa apa lagi, kami hanya bisa pasrah dengan semua ini,” ucap ibu Suprihatin dengan linangan air mata.

Dan menurut informasi, hingga berita ini ditayangkan, pihak Ketua RT. 001/10 Kelurahan Sudimara Jaya telah menghadap kepada Lurah Sudimara Jaya untuk meminta bantuan kepada aparat dan dinas untuk membantu keluarga ibu Suprihatin dan kelima anak-anaknya. (Red).

By Admin

-+=