WhatsApp Image 2022 05 20 at 06.44.10

Oleh : Lilis N

Subang, Skalainfo.net| Kenapa Petani begitu spesial sehingga masuk sebagai penyangga ketahanan negara?

Karena petani itu yang bisa menjawab masalah perut kita. Orang yang lapar itu tidak bisa berfikir, mudah marah dan bisa  melakukan kejahatan.

Tanpa petani, masyarakat tidak bisa bekerja, guru tidak bisa mengajar, murid tidak bisa belajar, dokter tidak bisa mengobati, polisi tidak bisa menangkap penjahat, dan tentara tidak bisa berperang.

Maka dalam skala besar, logistik suatu negara hanya bisa dijawab oleh eksistensi para petani ini.

Oleh karena itu, jika pemerintah mengabaikan para petani maka sama saja dengan mengabaikan isi perut rakyatnya dan hal ini bisa mengundang banyak bencana akibat rasa lapar.

Bahkan masalah perut ini bisa memicu Food War, karena masalah perut tidak bisa ditahan dengan pidato sehebat apapun. Perut yang lapar tidak bisa diajak bicara.

Jika di New York orang bisa membunuh karena sepotong roti, hal yang sama bisa terjadi jika para pemimpin mengabaikan masalah pangan ini.

Kita sering berfikir bahwa uanglah yang menopang kehidupan. Uang bisa membeli segalanya. Padahal dengan hilangnya minyak goreng saja negara mulai guncang.

Money oriented ini menjauhkan manusia pada kesadaran akan begitu bergantungnya manusia dengan alam. Faktanya, profesi petani dipandang mata sebelah, sampai anak-anak petani pun tidak ingin jadi petani dan lebih memilih jadi buruh perusahaan yang tak lain hanya perbudakan berbalut seragam.

“Siapa yang salah jika dulu Indonesia yang mayoritas petani ini berubah mind set menjadi hamba dari perbudakan moderen ini”?

Sistem pendidikankah yang orientasi mencetak ahli non pertanian? Atau kementrian tenaga kerja yang sibuk menggiring generasi muda ke pabrik-pabrik daripada mencetak calon-calon pengusaha pertanian, agro industri dan agrobisnis?

Atau para cendikia yg sibuk menawarkan kecanggihan robot daripada mengenalkan alat-alat pertanian tepat guna?

Mari kita semua mentafakuri kesalahan-kesalahan kita dalam mencetak mindset generasi muda. Menjadi petani itu sebuah profesi yang paling berkah. Petanilah yang mampu mendongkrak emas hijau yang ramah lingkungan.

Apakah petani membutuhkan dana besar? Dana bantuan dari pemerintah akan sangat berguna buat petani.

Tapi apa yang hebat dari petani..?

Dengan uang atau tanpa uang, petani tetap bisa bertanam. Mereka menemukan solusinya sendiri. Mereka bergotong royong, berbagi bibit dan bisa membuat pupuk sendiri.

Berbagai kesulitan distribusi pun bisa diselesaikan sendiri. Cara-cara manual ini memang lambat, tetapi mereka terus berjalan dan kita menikmati hasil kerja keras mereka.

Mereka tidak selalu berhitung, terkadang saat rugipun mereka tidak berhenti bertanam. Karena bertani adalah jiwanya. Bertani adalah hidupnya.

Jika bisa dijual, itulah bonusnya, jika tidak dijual dibagikan ke tetangga. Itulah berkahnya jadi petani, dalam kondisi sulit masih bisa bersedekah.

Peran Perhutanan Sosial dalam mencetak petani ;

Amat disayangkan saat ini petani semakin berkurang drastis dan sangat terpinggirkan. Yang ada pun umumnya berusia 40 tahun ke atas, usia yang mulai kurang produktif. Dengan sedikitnya para petani menjadi sangat menghawatirkan. Negeri agraris ini kekurangan petani.

Namun di tengah kondisi berkurangnya lahan pertanian dan petaninya, muncul Program Perhutanan Sosial yang selain memperluas areal pertanian (agroforestry) juga memunculkan petani-petani baru yang justru bukan dari keluarga petani.

Mereka adalah warga yang menganggur, pekerja serabutan, korban PHK dan ini menjadi solusi bagi disnaker dalam menjawab permasalaan ketenagakerjaan yang akhir-akhir ini menyeruak parah, akibat krisis ekonomi dan covid-19 yang menyebabkan gulung tikarnya perusahaan- perusahaan menimbulkan PHK besar-besaran dimana-mana.

Tapi sayang pihak disnaker kurang jeli dalam melihat peluang solusi dari program Perhutanan Sosial ini. Para korban PHK bisa diarahkan ke program perhutanan sosial dengan dikemas secara profesional. Mereka bisa dilatih dan bisa tetap berseragam di bawah managemen poktan atau yayasan sebagai petani milenial.

Mari kita back to Nature. Semua pihak ikut memikirkan lumbung NKRI ini. Berhenti menjadi hedonis dan money oriented. Ketahanan Pangan Ketahanan Negara. Petani Pejuang Pangan. Save NKRI. (Red).

Penulis : Lilis N.

(Lembaga Pemerhati Lingkungan dan Pengawas Aset Negara).

By Admin

-+=