Tangsel, Skalainfo.net| Penutupan akhir pelatihan rumah minim sampah yang diadakan selama 10 hari dan ditutup pada hari ini tanggal 30 November 2021, disertai dengan penyerahan sertifikat disaksikan oleh Kepala Bidang Persampahan Dinas Lingkungan Hidup, Wismansyah, Sekcam Ciputat H. Ali Akbar, Kasi Pemberdayaan Masyarakat Wiwi Sunarwati, Sekel Serua, Nasin Supriyadi, Ketua RW. 013 Dreman, para narasumber, serta para peserta didik rumah minim sampah dan tamu undangan, Selasa, 30/11/2021.

Ketua RW. 013 Dreman mengatakan, dengan diadakannya kegiatan rumah minim sampah ini telah banyak perubahan terutama dilingkungan RW. 013, disetiap pojok itu sudah ada komposter dan didepan rumah-rumah juga ada komposter ini sangat luar biasa sekali, katanya.

Masih dikatakannya, kepada team narasumber yang melatih peserta didik rumah minim sampah, saya ucapkan banyak terima kasih, yang telah menstransfer stories berbagi ilmu kepada peserta pelatihan ini dengan baik dan bisa menjadi penyemangat, semoga ini dapat berjalan terus menerus untuk yang lainnya. Kepada RT yang hadir, mohon dibantu supaya ada perubahan dan menggerakkan rumah minim sampah dimasing-masing tempatnya, tutup Dreman Ketua RW. 013.

Ditempat yang sama sebagai pembina dan pelatihan rumah minim sampah sampah Sutowo mengatakan, RW. 013 ini terdiri dari 7 RT dan jumlah KK nya kurang lebih 350, maka dari itu kompster yang kita miliki hanya sekitar 21 unit masih jauh dari sempurna, mudah-mudahan nanti akan bertambah lagi komposter kita, agar dapat melayani warga untuk buang sampah organiknya, sebut Sutowo.

Masih dikatakannya, yang tergolong sampah B3 elektronik nanti akan kita fasilitasi, kita akan terima seperti laptop rusak, baterai, aki, boxlamp dan bentuk lainnya akan kita pasilitasi diserahkan kepada pengelolanya, ungkapnya.

Apa yang didapatkan selama pelatihan itu tambah Sutowo, adalah strategy tiga pintu. Persiapan untuk pengolahan sampah seperti sampah basah, sayur mayur, tahu, atau ikan dan ayam kita butuh tempat khusus. Strategy pintu tengah, yaitu sayur mayur yang dirumah harus pisahkan, terkadang belanjaan dari pasar itu ada plastinya yaitu residu yang tidak bisa diurai kita pisahkan dan yang termasuk sampah organicnya itu kita komposkan. Kemudian sampah organic kita komposkan dan anorganiknya kita bawa kebank sampah. Sampah elektronik atau sampah B3 kita tampung disini kita fasilitasi dan sampah residunya yang diangkut atau yang dikelola oleh pihak RW setiap minggunya, katanya.

Kalau dilihat dari koposisi sampah-sampah yang disebut tadi, bila semuanya berjalan dari seluruh warga disini, kemungkinan yang diangkut ke hilir bisa tinggal 10% saja. Diakhir sambutanya mengatakan, kita sudah membuat rencana kegiatan team edukasi dari rumah minim sampah RW. 013 ini, tutupnya.

Diperjelas lagi dari team pembinaan pelatihan rumah minim sampah bidang edukasi yaitu Buk Maya mengatakan, yang sudah direvisi itu ada 30 program, sebagai team edukasi program punya tujuan khusus dan tujuan umum, untuk tujuan khusus mencoba dalam 2 tahun dulu, katanya.

Pelatihan yang sudah dilaksanakan ini ada individual dan ada yang berkelompok, nah,..yang kelompok itu dilaksanakan yaitu RT. 01, 02, 03, dan RT. 06, 07, sementara untuk RT. 04 dan 05 segera menyusul. Materi yang sangat kami tekankan dilapangan itu masalah pengurangan sampah, kemudian penghilangan sampah organic dan anorganic, mengkompos dan menyetor sampah anorganik ke bank sampah, ungkapnya.

Dia menambahkan, bahwa ada penguatan sadar terhadap lingkungan, jadi diluar konten pintu depan pintu tengah dan pintu belakang, itu nanti ada konten-konten yang memotivas dan menginfirasi warga, 30 program yang insya Allah bisa kita laksanakan demi terwujudnya inplementasi rumah minim sampah yang ada di RW. 013, tutupnya.

Kabid persampahan DLH kota Tangsel, Wismansyah dalam kata sambutannya mengatakan, orang yang cerdas modern religius itu sampahnya dipilah mulai dari rumahnya, katanya. Dan yang penting itu tadi membangun semangat kita adalah keikhlasan karena ikhlas itu insya Allah nanti ada imbalannya dari mana-mana, karena kita ini trendy nya adalah dari pola pikir, jadi mudah-mudahan kita itu mensyukuri saja.

Kalau tadi dibilang incentive-incentive itu adalah belakangan, boleh incentive tapi bentuknya supportif kami dari pemerintahan ini ya sportif, tambah Wisman. Masih dikatakannya, kalau saya bekerja itu penuh ikhlas dan sabar ya mudah-mudahan nanti dapat incentive juga satu rumah satu komposter dengan catatan kita kerjakan pengolahan sampah dikomposter dengan baik, ucap Wismansyah sembari guyon ketawa dengan para hadirin.

Suasana semakin hangat dari tata Bahasa Kabid kebersihan Wismansyah menambah semangat para bapa-bapak dan Ibu-ibu melenial penggiat peduli lingkungan, serta mengajak para hadirin dengan kata semboyannya ‘Sampahku Tanggung Jawabku – Sampahku Tanggung Jawabku,’ dan bukan tanggung jawab tetanggaku, tuturnya.

Dipenghujung sambutanya menyapaikan, menjaga semangat para Ibu-ibu demi mencintai lingkungannya dari DLH Kota Tangsel memberikan satu unit mesin biofori dan masih ada persediaan komposter 10 unit lagi agar segera dikirim kepada bank sampah Sakura RW. 013 Kelurahan Serua, Kecamatan Ciputat untuk dipergunakan melayani kebutuhan sampah organic warga masyarakat RW. 013, katanya.

Kalau saya orangnya yang selalu menjaga semangatnya Ibu-ibu dan saya berprinship semakin banyak orang yang terlibat mengelola sampah semakin baik, semakin sedikit orang yang buang sampah itu semakin baik lagi. Sekali lagi mari kita menjaga semangat, tadi bagaimana kita ikhlas bekerja polentir-polentir memberi contoh baik, saya yakin bapak-bapak dan ibu-ibunya ikhlas bekerja dengan punya keterampilan implementasi rumah minim sampah memiliki impati menjadi kota bersih nyaman indah, jangan malas, jangan pelit, jangan egois, tutupnya.

Ditempat yang sama Sekcam Ciputat H. Ali Akbar menyampaikan sambutannya ‘Kewarung membeli ikan, untuk digoreng dan untuk dimakan, salam hangat saya ucapkan kepada bapak ibu sekalian,’ serta mewakili Camat Ciputat Andi D Fatabai, yang tidak sempat hadir namun pesan supportnya kepada bank sampah Sakura RW. 013 semoga  lancar dan sukses, sebut Ali Akbar.

Dia menambahkan, RW sebagai ujung tombak dan RT mewakili kewilayahan dari pimpinan kita Bapak Walikota, insya Allah kalau seperti ini Ciputat akan maju. Ibu-ibu jaman now penggiat peduli lingkungan buang sampahnya dengan komposter ternyata mudah ya buk dengan ruang yang sampai insya Allah menjadi contoh yang baik buat sekelilingnya, tutupnya.

“Acara dilanjutkan dengan pembagian sertifikat secara simbolis dari Kelurahan Serua kepada peserta terbaik pelatihan rumah minim sampah RW. 013 yang diserahkan langsung oleh Kabid persampahan Wismansyah dan sebagai penerima sertifikat oleh Ketua RW. 013 Dreman”.

Ditempat terpisah Kasi Pemberdayaan Masyarakat Kecamatan Ciputat Wiwi Sunarwati mengatakan, kegiatan yang kami laksanakan di RW. 013 ini adalah salahsatu pelopor pengurusan rumah minim sampah, dan nantinya kami juga akan membuat di setiap Kelurahan-kelurahan lainnya rumah minim sampah, katanya.

Sebagai narasumbernya itu nantinya adalah para anggota pelatihan yang sudah berhasil dan sukses dalam pelatihan rumah minim sampah di RW. 013 ini, ucap Wiwi Sunarwati.

Sementara itu Ibu Maya yang juga sebagai team pembina pelatihan edukasi rumah minim sampah mengatakan, jelasnya permasalahan sampah ini bukan permasalahan kecil ya, kalau kita keluar rumah sering kali kita temukan banyak sampah yang dibuang sembarangan. Kemudian didepan rumah kita masing-masing ada bak sampah karena pengangkutan sampahnya seminggu sekali ya biasanya penuh, katanya.

Dengan adanya program rumah minim sampah ini kita jadi tahu memang darurat sampah ini bukan di kita saja, terutama di Tangsel ya, nah,..itu mau tidak mau harus diatasi, ini sebetulnya cara mengatasinya yang memang bisa kita lakukan secara mandiri baik ditingkat rumah masing-masing maupun ditingkat RT maupun RW, ungkap Maya.

Dan setelah kami mengikuti pelatihan selama sebulan ini, Alhamdulillah,..sudah 16 orang peserta awal yang selesai mengikuti program rumah minim sampah, lebih gampangnya begini bagaimana kita mengurangi sampah yang betul-betul residu yang tidak bisa didaur ulang itulah pada intinya. Alhamdulillah sekarang sudah berkembang peserta kita mencapai 30 orang yang mulai melaksanakan program rumah minim sampah. Walaupun kelihatannya pengurangan sampahnya masih kecil, tetapi ini menurut saya adalah langkah yang baik. Segalanya kan dimulai dari hal yang kecil ya,..jadi insya Allah mudah-mudahan kedepannya kita bisa meningkatkan pengurangan sampah lagi dengan pemilihan yang baik, dan sampah residu yang kita buang itu betul-betul sedikit, pungkasnya. (Red/Esky).

By Admin

-+=