Mubar, skalainfo.net | Pemanggilan Training Center (TC) Atlet karate untuk menghadapi Efent Kejuaraan Nasional Cadet junior dan Under 21 yang dilakukan Forki Sultra membuat kaget berbagai pihak, dimana pemanggilan Atlet tersebut tidak mengacu pada hasil Selekda Forki Sultra.
Kepada Bimpres Forki Sultra Ketua Bidang Pelatih Lemkari Sultra, La Ode Harlan Sadia mempertanyakan perihal proses yang dilakukan, sebab juara pada Selekda tersebut merasa sangat dirugikan. Sebagai Ketua Bidang Pelatih Lemkari Sultra dirinya sempat mempertanyakan perihal dasar pemanggilan Atlet dan pelatih yang tertera dalam SK No.12/Pengprof. Forki-Sultra/XI/2021. Namun, jawaban yang diperoleh justru membahas mengenai utang piutang, bahwa Forki Sultra masih memiliki utang kepada Bimpres yang sebelumnya menjabat sebagai bendahara Forki.
“Saya jadinya bingung, yang ditanyakan masalah dasar Pemanggilan Atlet, sementara jawabannya masalah keuangan Forki, kan Aneh,” timpal Harlan
Atas dasar itu Harlan Sadia menilai pemanggilan Atlet Sultra ini hanya berdasarkan kedekatan emosional dengan pengurus, bukan karena prestasi atau trik record atlet yang akan di berangkatkan.
“Baru-Baru ini ada Selekda Forki Sultra, namun hasil dari Selekda itu malah tidak terpakai, yang di panggil TC justru Atlet yang memiliki kedekatan emosional dengan pengurus, sementara Atlet yang juara dalam Selekda itu malah tidak dipanggil padahal, Atlet juara lemkari berjumlah 8 orang dalam Selekda itu,” ujar Harlan Sadia menambahkan.
“Saya juga selaku Pelatih Forki Mubar merasa kecewa dengan Forki Sultra, dimana ada 2 orang Atlet saya dari Mubar yang tidak di panggil padahal pasca Selekda mereka latihan terus di Mubar,” kata Harlan
Menurutnya Forki Sultra melalui Bimpres Forki Sultra mestinya membicarakan hal Ini dari jauh-jauh hari agar lebih representatif dalam pemilihan Atlet potensial. Karna efent yang kita hadapi adalah efent besar. “Harapan kita adalah bagaimana Atlet Forki Sultra bisa berprestasi di tingkat Nasional maupun Internasional, kalau mekanismenya seperti ini saya pesimis dengan nasip Forki Sultra dimasa mendatang,” terang Harlan.
Sepanjang tahun 2021 Forki Sultra telah melakukan dua kegiatan pertandingan yakni Popda dan Seleksi Kejurnas. Anehnya pada pelaksanaan technical meeting mestinya di laksanakan oleh komisi perwasitan malah hal tersebut diabaikan justru pelaksanaan technikal meeting di laksanakan oleh Ketua Panitia. Ini jelas kata Harlan sudah menyalahi aturan, secara tidak langsung Ketua Komisi Perwasitan tidak siap menduduki jabatan itu dan Forki Sultra telah keliru dalam memilih kepengurusan, tutupnya ( Hasmid/red )
