Sumedang, Skalainfo.net| Adanya kegiatan penggalian lobang untuk pertambangan emas illegal muncul di Desa Bangbayang, Kecamatan Situraja, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Kegiatan pertambangan tersebut diperkirakan sudah berlangsung sejak bulan Mei 2021, dan di be’up oleh kepala Desa. Dari informasi warga, pertambangan berada diatas lahan  milik Umar yang tidak lain adalah kepala Desa Bangbayang. Kamis, 14/10/2021.

 (foto lubang galian tambang terlampir)

“Konon disebut warga, yang juga menjadi salah satu pelaku utama dalam penggalian lobang tambang illegal itu adalah KUWU (kepala Desa), sehingga kegiatan penambangan bisa berlangsung dengan mulus tanpa gangguan dari pihak manapun”.

Di pertambangan ini terdapat sejumlah pekerja tambang dengan jumlah sekitar 5-7 orang, yang melakukan penggalian lobang tambang hampir setiap hari, dan pada waktu malam hari dimana warga tengah beristirahat para pekerja terus menggali lobang tambang. Dari hasil pengumpulan informasi, terdapat dua titik lobang galian, pada lobang galian pertama diperkirakan memiliki kedalaman hingga 20 meter lebih, sementara lobang galian tambang kedua belum sampai sedalam penggalian lobang pertama, karena baru berlangsung lebih kurang satu bulan terakhir ini, sebut warga yang enggan disebut namanya.

(Peralatan galian tambang illegal)

Sejumlah warga asli Desa Bangbayang pernah mencoba untuk mempertanyakan galian lobang tersebut, bahkan memprotes dan keberatan dengan adanya tambang itu. Namun tidak pernah ditanggapi oleh jajaran perangkat Desa. Bahkan salah seorang warga yang dianggap telah melaporkan kegiatan galian penambangan ini ke pihak kepolisian malah mengalami intimidasi.

Dampak dari aktifitas tambang illegal ini memang beragam. Salah satunya muncul kekhawatiran warga akan terjadinya longsor seperti yang pernah terjadi beberapa bulan lalu. Sebanyak dua kali longsor yang menyebabkan jalan Desa rusak, dan longsor kedua menyebabkan rumah warga tertimbun tanah, padahal saat itu belum ada kegiatan galian lobang pertambangan, keluh warga kepada awak media ini.

Keluhan lain muncul, karena tanah di persawahan warga mulai berubah tingkat kepadatannya, yang semula gembur kini mulai keras disertai warna air yang mengalir mulai keruh. Meski ini perlu pembuktian secara ilmiah, tapi peristiwa ini belum pernah terjadi sebelum terjadinya aktifitas galian lobang pertambangan itu, tambahnya.

Disamping mempertanyakan izin atau AMDAL dari kegiatan tambang itu, warga juga sering terganggu dan selalu mendengar suara mesin dari area pertambangan hingga larut malam. Posisi tambang yang berada diatas tanah paling tertinggi di Desa Bangbayang ini, tentu saja membuat warga semakin takut dengan potensi longsor akan semakin besar.

Sampai berita ini diturunkan, rasa cemas warga Desa Bangbayang masih menjadi ganjalan, akankah tetap berdiam diri, sementara para pemangku Desa tidak mendengar keluhan warganya. Atau menunggu jatuh korban tanpa kita tersadari..? Ayo bergerak berantas kezaliman di negeri ini, mari jaga Alam kita sebelum tiba murka-NYA, tutup warga Bangbayang kepada awak media ini. (Red/Siwo).

By Admin

-+=