Tangsel, Skalainfo.net| Aksi bersih-bersih yang di laksanakan secara serentak di seluruh dunia dengan menggabungkan adat budaya ras dan suku memupuk rasa cinta serta peduli terhadap lingkungan. Mengajak beberapa para penggiat lingkungan yang tergerak ikut melaksanakan Kerja Bhakti bersama-sama di TPU Jombang dalalm menyelamatkan bumi tercinta dan masa depan bangsa dan negara, Rawa Lele, Minggu, 19/9/2021.

World Cleanup Day 2021 yang dilaksanakan di TPU Rawa Lele, Jombang, Ciputat, Kota Tangsel, berjibaku dengan elemen masyarakat mengusung thema “Bersatu Untuk Indonesia Bersih,” sinergy Disperkimta dan penggiat lingkungan serta rumah maggot Sabhara, bank sampah se-Kecamatan Ciputat, bank sampah Melati, bank sampah Sakura, Pramuka, Karang Taruna Kelurahan Jombang dan perkumpulan pengurusan jenazah Purnahayati.

“Kegiatan meliputi pelaksanaan penanaman pohon, pembuatan biopori serta penyerahan kelengkapan kebersihan, tanaman pelindung, tanaman buah, pupuk organik, penyemprotan eco enzyme dan pengumpulan sampah di TPU Jombang”.

Kasi Disperkimta Nasmudin mengatakan, bahwa TPU itu bukan saja sebagai makam tetapi juga sebagai taman pemakaman yang hijau, teduh, indah, nyaman, bersih dan memang dalam perencanaan awal kami akan mempersiapkan seperti itu. Dan untuk TPU Jombang ini memang baru di buka juga, sehingga dengan di bantu dari elemen masyarakat dan juga dari penggiat lingkungan, kami laksanakan kegiatan penanaman pohon-pohon dan lain-lainnya di TPU Jombang ini, ucap Nasmudin.

Ia menambahkan, agar seluruh elemen masyarakat peduli terhadap lingkungan termasuk lingkungan pemakaman memotivasi kerapian baik disegi kebersihannnya serta penanaman pohon dan keamanan untuk terciptanya kenyamanan terhadap sesama, tutupnya.

Ditempat terpisah kepala TPU Jombang Tabrani menyampaikan, rasa terimakasih kepada penggiat lingkungan dan juga yang tergabung dalam acara world cleanup day 2021, dengan gagasan yang matang sehingga bersih-bersih di TPU Jombang, serta penanaman pohon dan pembuatan biopori dapat terlaksana hari ini dengan sempurna, ucapnya.

Masih dikatakannya, bahwa di TPU Jombang ini adalah percontohan pertama untuk TPU lainnya di Kota Tangerang Selatan. Atas kerjasama yang baik dari penggiat lingkungan dengan Disperkimta dan DLH Kota Tangsel acara ini berjalan dengan baik, serta ucapan dari saya sangat meng-apresiasi TPU Jombang ini jadi salahsatu pilot project dan semoga kedepannya kegiatan positif ini dapat dilakukan secara berkala di TPU lainnya, tutupnya.

Hal senada yang disampaikan oleh ibu Renita Wahyu Handayani, ketua PKP Purnahayati dari Yayasan Amal Mu’minin Mu’minat Nurul Iman (YAMNI) dengan mengawali kegiatan ini dari penggiat lingkungan dan bank sampah, bersinergi dengan Disperkimta dan Lingkungan Hidup Kota Tangsel, bersama-sama kerja bhakti membersihkan sampah-sampah khusus di TPU Rawa Lele, Jombang ini, ucapnya.

Kami dari Purnahayati ini adalah pelayanan kematian mengurus jenazah dari memandikan mengantar sampai ke pemakaman, yaitu tempat terkhir di TPU Jombang. Namun bukan hanya mengantar saja, tetapi bagaimana kita lebih peduli dan bisa bersinergi dengan pemakaman itu sendiri, tuturnya.

Harapannya pemakaman ini selalu ada (tidak tergusur) kita merawat pemakaman ini dan peduli tentunya, kita mengetahui siapa saja yang dimakamkan di TPU ini dan bagaimana kondisi makamnya,..dan kita mengajak keluarganya untuk berziarah ke makam ini. Dan sebelum-sebelumnya siapa saja yang sudah dimakamkan disini kita mengetahuinya, dan tetap peduli merawat nya secara berkelanjutan, tutupnya.

Ditempat yang sama, pengurus bank sampah Melati Putih ibu Esi Zend mengatakan, sangat mengapresiasi dengan kegiatan bersih-bersih di TPU Jombang ini yang selama ini tidak terjamah oleh masyarakat untuk kerja bhakti secara sosial. Dan kami dari bank sampah Melati Putih mengharapkan kesadaran dari masyarakat untuk mengelola sampah, atau untuk rumah tangga masing-masing saja dulu, ucapnya.

Karena sampah terbesar itu berasal dari sampah rumah keluarga, nah,..kalau itu bisa dikelola akan lebih sedikit dan tidak ada lagi kejadian seperti yang di Cipeucang itu sampai membludak ya, jadi itulah tugas kami untuk menumbuhkan kesadaran dari masyarakat dalam mengelola sampah, tutup ibuk Esi.

Di penghujung acara sebagai penutup untuk pembacaan do’a di percayakan kepada bapak Muhamad Rafiudin, dalam bincang-bincangnya kepada awak media skalainfo.net, ia menambahkan tentang persemayaman terkhir itu harus bersih dan indah. Kita harus peduli dengan kebersihan, kalau rumah kita bersih dan tempat pemakaman juga harus bersih. Ketika kita berdoa kepada Allah SWT supaya sang ahli kubur di tempatkan ditaman-taman syurga, sementara kalau dipemakaman ini kotor dan masih banyak sampah tentunya doa kita itu kan tidak sinkron dengan yang kita minta kepada pencipta alam semesta ini, pungkas M. Rafiudin. (Red/Alfi).

By Admin

-+=