Bekasi, skalainfo.net | Bekasi dijaman Hindia Belanda masih merupakan Kewedanaan (District) termasuk Regenschap (Kabupaten) Meester Cornelis dan berlanjut sampai Pendudukan Militer Jepang.
Pendudukan militer Jepang turut merubah kondisi masyarakat saat itu. Jepang melaksanakan Japanisasi disemua sektor kehidupan diantaranya nama Batavia diganti dengan nama Jakarta. Regenschap Meester Cornelis menjadi KEN JATINEGARA yang wilayahnya meliputi KEN KEBAYORAN, KEN MATRAMAN dan KEN CIKARANG.
Sejarah berdirinya Kabupaten Bekasi ini dimulai dengan dibentuknya Panitia Amanat Rakyat Bekasi yang dipelopori KH. Noer Ali, Namin, R. Supardi, Mayor Madnuin Hasibuan, Aminudin, dan Marzuki Urmaini yang kesemua itu menentang keberadaan RIS Pasundan dan menuntut berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selanjutnya di adakanlah rapat akbar di Alun- alun Bekasi yang dihadiri puluhan ribu rakyat Bekasi, Tambun, dan Cikarang pada tanggal 14 Februari 1950.
Rapat raksasa tersebut menyampaikan 4 tuntutan rakyat yang dikenal sebagai Resolusi Rakyat Bekasi, yaitu :
1. Penyerahan kekuasaan Pemerintah Federal kepada Republik Indonesia. 2.Pengembalian seluruh Jawa Barat kepada Negara Republik Indonesia.
3. Tidak mengaku lagi adanya Pemerintahan di daerah Bekasi selain Pemerintahan Republik Indonesia.
4. Menuntut kepada Pemerintah agar nama Kabupaten Jatinegara diganti nama menjadi Kabupaten Bekasi.
Upaya para pemimpin Panitia Amanat Rakyat Bekasi untuk memperoleh dukungan dari berbagai pihak terus dilakukan, diantaranya mendekati para Pemimpin Masyumi dan tokoh militer seperti Mayor Lukas Kustaryo serta Mohamad Mupreini Mukmin di Jakarta.
Pengajuan ini dilakukan sampai tiga kali mulai bulan Februari sampai dengan bulan Juni 1959 hingga akhirnya setelah dibicarakan dengan DPR RIS pada saat itu dan Perdana Mentri Mohamad Hata menyetujui juga penggantian nama Kabupaten Jatinegara menjadi Kabupaten Bekasi.
Persetujuan pembentukan nama Kabupaten Bekasi semakin kuat setelah di keluarkannya Undang- Undang No 14 Tahun 1950. Kabupaten Bekasi secara resmi dibentuk dan ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950, dan tanggal penetapan tersebut kemudian dijadikan sebagai Hari jadi Kabupaten Bekasi. Kutipan Buku Sejarah Perjuangan Bekasi, Penulis Mukhsin Almashiri Husein. AR, Kamis(19/8/2021).
—@—
Namun jauh dari sejarah tersebut diatas, yakni pada jaman Kerajaan kuno tempo dulu atau Kerajaan pertama di Nusantara Bekasi itu ibu Kota Kerajaan Tarumanegara.
Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri itulah sebutan Bekasi tempo dulu sebagai ibu Kota Kerajaan Tarumanegara (358-669 M), menurut para ahli Sejarah dan Fisologi letak letak Dayeuh Sundasembawa atau Jayagiri sebagai ibu Kota Tarumanegara adalah diwilayah Bekasi sekarang.
Kemudian Dayeuh Sunda sembawa ini dijadikan daerah asal ibu kota Maharaja Tarusbawa (669-723 M) pendiri Kerajaan Sunda dan seterusnya menurunkan Raja- Raja Sunda sampai generasi ke 40 yaitu sampai Prabu Ragamulya (1367-1448 M) Rajadiraja Kerajaan Sunda yang disebut pula Kerajaan Pajajaran, yang terakhir Wilayah Bekasi ini tercatat sebagai daerah yang banyak memberi Informasi tentang keberadaan Tatar Sunda pada masa lampau, diantaranya dengan ditemukannya empat Prasasti yang dikenal dengan nama Prasasti Kebantenan. Keempat Prasasti ini merupakan keputusan (Piteket) dari Sri Baginda Maharaja Prabu Siliwangi Maharaja Prabu Siliwangi Jayadewa (1482-1581 M) yang ditulis dalam lima lembar lempeng tembaga sejak abad ke 5 Masehi pada masa Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Galuh, serta Kerajaan Pajajaran. Dipetik dari kisah Babad Tanah Jawa dan Babad Tatar Sunda. (Red-meong)
