Labuhanbatu, Skalainfo.net | Aksi unjuk rasa penolakan UU Omnibus Law Cipta Kerja oleh seratusan mahasiswa Labuhanbatu ricuh, Polisi sempat menembakan air dari mobil water canon ke arah mahasiswa dan salah seorang perwira di Polres Labuhanbatu, dirawat di Rumah Sakit karena kepalanya terluka kena lemparan batu, Kamis (8/10/2020), sekitar pukul 12.39.wib.
Dari pantauan wartawan, sebelum terjadinya kericuhan, mahasiswa meminta semua unsur pimpinan DPRD untuk menandatangani penolakan UU Omnibus Law Cipta Kerja, namun tidak semua hadir. Terlihat hanya wakil ketua DPRD dari fraksi Gerindra Abdul Karim yang datang menemui pengunjuk rasa bersama salah seorang rekannya satu partai yang menemui pengunjuk rasa.
Mungkin tidak puas karena yang datang menemui mereka hanya Abdul Karim, sedangkan unsur pimpinan lainnya tidak terlihat, massa pengunjuk rasa tidak terima dan berupaya memasuki kantor DPRD, sehingga terjadi tolak menolak dengan petugas yang sudah berjaga-jaga dipintu masuk kantor.
Entah dari mana asalnya, puluhan botol air mineral dilemparkan kearah petugas yang sedang berupaya menahan pengunjuk rasa agar tidak masuk ke kantor DPRD, ada pula yang melemparkan batu. Melihat situasi seperti itu, polisi kemudian mencoba membubarkan massa dengan menembakkan air dari mobil water canon kearah mahasiswa.
Kericuhan tidak dapat dihindari, selain petugas, sejumlah wartawan yang meliput peristiwa itu ada yang terkena lemparan batu.Polisi anti huru-hara yang sudah disiagakanpun bergerak membubarkan kelompok mahasiswa, namun mahasiswa melempari petugas dengan batu
Akibat dari peristiwa itu, dikabarkan beberapa mahasiswa dibawa ke Mapolres Labuhanbatu, Sedangkan Kasat Intel diinformasikan dirawat di RSUD Rantauprapat karena kepalanya terkena lemparan batu.
“Adik-adik mahasiswa, kalian tahu akibat peristiwa hari ini, Kasat Intel saat ini dirawat di Rumah Sakit, kepalanya luka akibat kena lemparan batu. Coba bayangkan, bagaimana perasaan anak dan istrinya melihat hal itu” ucap Kompol M. Taufik, S.E, M.H, Wakapolres Labuhanbatu kepada ratusan mahasiswa yang kembali datang dan berkumpul untuk mempertanyakan bagaimana rekan mereka yang dibawa ke Mapolres, sekitar pukul 15.30 wib.
Dijelaskannya, kalau ada mahasiswa yang ingin melihat temannya di Polres, silahkan.”Siapa yang ingin melihat, kita sediakan mobil”ujarnya sambil meminta kepada anggotanya untuk menyediakan satu unit mobil.Namun tidak ada pengunjuk rasa yang bersedia melihat teman mereka dengan fasilitas yang sudah disediakan.
Sebelum pengunjuk rasa kembali kekampusnya masing-masing,Wakapolres memberikan nasehat kepada mahasiswa, agar tidak mudah terpropokasi.”Kami minta, agar adik-adik kembali ke kampus, jangan mau terpropokasi. Mari kita jaga kondusifitas kampung kita” ujarnya.
Diawal aksi unjuk rasa itu, terlihat sempat terjadi perbedaan pendapat, itu terlihat saat sekelompok mahasiswa membakar ban, namun aksi pembakaran itu ditolak kelompok mahasiswa lainnya. Bahkan kelompok mahasiswa yang menolak aksi pembakaran ban itu bersama polisi memadamkan api.(Damanik/red),