Oleh : Guntur Bisowarno, S.Si., Apt.

Singosari, Skalainfo.net| Menggenapi perjalanan sejarah peristiwa kejadian dan kisah Sang Waktu “Demi Massa, Sabda Sudah Menjadi Daging. Sabda Alam Semesta Raya, 8 Juli 2020.

Serentak tersinkronkan dan bersepakat beserta alam langit dan bumi, segenap segala isiNya dalam keputusan berkesadaran Manusia Sastra Budaya Canggih dan Martabat Tanggung Jawab Universal, diterima kesediaan oleh empunya GONG, menjadi; GONG “Pager Wesi Jamu-Jamuan Perjamuan Agung Manusantara Indonesia Lahir Baru Jagad Renovasi 2020”.

Penelusuran Kitab Lontar Jawa Kuno Bali Kuno Nusantara Kuno, Menemukan hasil-hasil penelusuran Sugi Lanus dari Museum Lontar Buleleng Bali.

Ada Pelajaran Strategi Hidup Kehidupan; Mandala Kesehatan Komprensip dan Kebugaran Holistik di dalamnya, menjadi piranti dan perangkat Totalitas Enerjologi Memori Informasi Holografis Matrikulasi Mandala Manusia Indonesia seutuhNya antara, Badan dan Jiwa dan Ruh, di alam Tri Bawana Langgeng, 3 Alam Kasunyatan Hidup Kehidupan yaitu alam atas, alam tengah, alam bawah, dalam Tulisan Beliau di bawah ini.

MANDALA KESEJAHTERAAN PAGER WESI

Catatan Harian Sugi Lanus, 8 Juli 2020, Kalender Bali yang secara tradisional diterima sebagai warisan Bhagawan Gargha, adalah tabel dan penjadwalan kegiatan upakara, masa bercocok tanam atau pertanian, kerja di laut dan di darat, dan juga termasuk non-kerja fisik berupa aspek batin diatur, dan paling utama di dalamnya terkandung berbagai strategi hidup yang cermat. [Baca : Strategi Hidup yang Cermat red.]

Kalender Bali (yang warisan dari Budaya Bali Kuno dan Jawa Kuno — bisa disebut kalender Nusantara Kuno) yang terwariskan di Bali, secara utuh mengatur dan memberi strategi menjalani kehidupan pemenuhan kebatinan atau hal niskala, dan pemenuhan lahiriah. [Baca : Strategi Menjalani Kehidupan red.]

Skema kesejahteraan Pagerwesi adalah salah satunya. Runutan upakara dari Hari Ilmu Pengetahuan (Hari Suci Saraswati) sampai Hari Pager Jiwa dan Peneguhan Lahir Batin (Hari Raya Pagerwesi) secara strategis dan filosofis dirumuskan secara berjenjang, menjadi pedoman dan piranti untuk memahami kesejahteraan umat manusia. [Baca : Martabat Tanggung Jawab Universal red]

Dapat dipahami sebagai 4 pilar kesejahteraan lahir batin yang tersirat dalam kalender Bali, sebagai berikut;

Pilar Ilmu Pengetahuan.

Memuja Sang Hyang Saraswati, pondasi kemanusiaan adalah ilmu pengetahuan yang mutlak mendasari gerak kehidupan lahir batin. HARI PERAYAAN ILMU PENGETAHUAN — siap diri dalam segala situasi dengan NALAR, ILMU & KEJERNIHAN JIWA BUANA JIWA SEMESTA.

Pilar Ketahanan Pangan Keluarga.

Menghaturkan upacara di lumbung dan di pulu (gentong beras), bersyukur atas anugrah Bhatari Dewi Sri kesuburan pertanian. HARI PENEGUHAN KETAHANAN PANGAN & PERTANIAN — siap lumbung pangan keluarga hadapi situasi, termasuk situasi Pandemic Corona Covid 19 di Jagad Renovasi Total 2020 neki.

Pilar Kesadaran Menyimpan Hasil Kerja.

Memuja Sang Hyang Mahadewa, yang oleh masyarakat umum disebutkan sebagai sumber berkah atas semua “raja-berana”. HARI KESADARAN MENYIMPAN HASIL KERJA — siap diri dalam segala situasi dengan tabungan dan asset, terutama asset sumber daya alam manusantara KATULISTIWA, bonus enerjologi matahari Sang Surya Baskoro Jagad Raya.

Pilar Keteguhan Jiwa Sekala-Niskala.

Memuliakan Sang Hyang Pramesti Guru, perayaan pagar jiwa dan peneguhan lahir batin, sadar bahwa hidup memerlukan keteguhan batin. PERAYAAN PENEGUHAN DIRI LAHIR BATIN — hari demi hari, hati perlu dirawat, dijaga, diri perlu disiapkan menghadapi hidup dengan kejernihan prima dan bakti mukti suci mulia kepada Sang Hyang Widhi.

Berturut-turut perayaan tersebut menyerupai langkah-langkah taktis sebagai petunjuk pedoman hidup membangun kesejahteraan lahir batin. Hari Saraswati jatuh pada pada Sabtu (Saniscara), Umanis (Legi), wuku Watugunung. Satu paket dengan Banyupinaruh penyucian diri keesokan harinya. Dua hari setelah Saraswati, masuk hari Soma Ribek, jatuh pada hari Soma (Senin), Pon, wuku Sinta.

Sehari setelah Soma Ribek, masuk hari Sabuh Mas, jatuh pada Anggara (Selasa), Wage, wuku Sinta. Setelah Sabuh Mas masuk ke puncak tangga; Hari Raya Pagerwesi jatuh pada Budha (Rabu), Kliwon, wuku Sinta. Runutan empat perayaan ini berpondasi atau berpilar utama ilmu pengetahuan, menuju kesiapan pangan, kesiapan simpanan, dan untuk memperteguh pagar jiwa, ketangguhan lahir-batin.

Tatkala tulisan dari Sugi Lanus bergetar menggeletar dan menggetarkan totalitas akal hati dan rasha kita, di belahan Candi Sumber Awan Singosari, berdiri GONG WESI WASILAH Pendopo Kasuranggan, Taman Kasurangganan, itu Taman Surgawi Swakelola di Maha Surga Bumi Singosari Malang Raya, Jawa Timur, yang sudah di bangun dengan Wisik, wewarah, dawuh yang ditirakati dan diragadi oleh Bunda Tussi, Pimpinan Yayasan Kota Legenda Keraton Nusantara Candi Sumberawan Singosari Malang Raya Jawa Timur. (Red/ Yohanes Kurniawan).

Penulis : Guntur Bisowarno, S.Si., Apt.

By admin

-+=