Sukabumi, Skalainfo| Sebuah keluarga yang telah luput dari pandangan aparat desa setempat, karena melihat dari kaca mata telanjang sangat miris dan memprihatinkan, begitu jauh dari taraf normal melihat dari pakaian sangat terbatas dan rumah yang mereka tempati jauh dari kelayakan.

Suatu dusun yang terletak di Selatannya Pulau Jawa tepatnya Kp. Sampalan, Desa Jayanti, Kelurahan Pelabuhan Ratu, Suka Bumi. Ketika team media Skalainfo mengkomfirmasi keberadaan keluarga tersebut mengatakan, keluarga ini bertahan hidup dengan apa adanya terkadang ada beras untuk ditanak, kalaupun tidak ada beras mereka cukup merebus daun-daun yang ada di pekarangan rumah yang mereka tempati tersebut.

Sebelumnya, Tarhaji orang tua keluarga itu adalah seorang tukang angon sapi milik orang kampung daerah tersebut. Karena kasihan melihat Tarhaji maka si-pemilik sapi memberikan tempat dilahannya yang masih kosong, dengan kemampuan seadanya juga Tarhaji mendirikan gubuk dilahan itu dan membawa anak dan isteri nya tinggal digubuk tersebut.

Tarhaji memiliki seorang isteri dan 5 (lima) orang anak dua laki-laki dan 3 perempuan, anaknya yang pertama bernama Riski, pengakuan Siti sudah bekerja tetapi tidak tahu kerja apa dan sangat jarang pulang sehingga tidak bisa untuk diharapkan, Kata Siti saat memberikan cerita pahit dalam keluarganya.

Dalam keseharian Siti sekarang ini merawat adik-adiknya yang masih sekolah SD, karena sudah sekitar tiga minggu ibunya pergi meninggalkan rumah, diketahui penyebab ibunya pergi karena himpitan ekonomi.

Ketika awak media menanyakan kepada Siti aktivitas bapaknya sekarang apa? dan dengan sedih pun Siti menjelaskan bahwa, setelah sapi yang diangon sudah terjual pemiliknya sekarang bapak coba untuk jualan ikan hasil nelayan dengan berjalan kaki keliling kampung karena modal kurang memadai kadang sang bapak dapat ikan hanya sedikit, Ungkap Siti.

Masih dilanjutkan Siti, sekarang bapak sedang mencari ibu, dapat kabar ibu saya ada didaerah jampang, Ungkap Siti kepada awak media skalainfo.

“Baksos” bantuan sosial kepedulian terhadap masyarakat yang di promotori oleh Lembaga Marcilea Foundation mendengar ada info dari masyarakat sekitar bahwa ada seorang anak kecelakaan saat bermain layangan, kaki anak tersebut kena arit sehingga mengalami infeksi yang sangat serius.

Langsung team Baksos mencari alamat anak itu yang juga di dampingi oleh team awak media dari skalainfo, saat diketahui kondisi anak tersebut sudah 3 (tiga hari) meradang sakit namun tidak ada orang sekitar yang peduli, sedangkan keberadaan keluarga tersebut sudah terdaftar dalam tatanan Rt dan RW.

Dengan tidak buang waktu team Baksos dibawah Lembaga Marcilea Foundation membawa anak itu ke Rumah Sakit untuk dirawat, anak tersebut adalah Rama yang masih duduk di kelas 2 SD putra nomor empat bapak Tarhaji.

“Terkuak goresan panjang keluarga dibawah garis kemiskinan”

Dari ungkapan percakapan Siti putri pertama, adik Riski putranya Tarhaji mengatakan, ketidak mampuan orang tuanya dalam memberi nafkah membuat anak-anaknya pun ikut dalam prahara ekonomi yang tak kunjung menemukan akhir dari semua penderitaan ini.

Rumah yang ditempati pun sangat jauh dari layak rumah untuk keluarga, dimalam hari tidak punya penerangan lampu, hanya ada lampu minyak tidak bisa nyala sampai pagi. Namun Siti dan adik-adiknya harus tetap mengenyam keterbatasan penerangan yang seperti itu.

Ibu pergi dan bapak sedang pergi juga untuk mencarinya sudah dua hari juga gak pulang sang bapak, Kata Siti lagi, bapak mengatakan kepada kami bahwa ibu sudah dapat kerja dan nanti juga akan pulang kalau sudah punya uang, begitu cara bapak untuk menghibur adik-adik dan saya.

Saat bapak pergi adik saya Rama juga sudah sakit akibat terjatuh kena arit digalangan bekas sawah, tapi bapak tetap pergi dan meninggalkan beras buat makan kami ada tiga liter, sekarang beras masih ada sisa kurang dari seliter lagi, Ucap Siti sambil menunjukkan kantong beras itu kepada team dan awak media.

Dikatakan Siti lagi, tanah yang kami tempati ini bukan milik bapak saya, kami numpang disini yang punya orang yang sapinya di angon sama bapak, Ucap Siti. Ketika team menanyakan, kalau buat mandi atau buang tinja dimana? Dan sumur atau ambil air nya dimana? Siti menerangkan kalau ambil air itu sekitar 400 meter disana dan buang air besarpun disana namanya lebak, kalau mandi disamping sini hanya tutup pake plastik aja, Ucap Siti.

Saat hujan turun kami menampung air di drum itu, saat kemarau ini saya ambil air di lebak sana pak, Ucap Siti kepada team komfirmasi di gubuk Siti tersebut.

“Tegar walau terkoyak”

Siti dan adik-adiknya berempat yang menghuni gubuk itu yang dibuat oleh Tarhaji orang tuanya walau tak layak namun Siti dan adiknya tegar menjalani kehidupan, kepasrahan nampak jelas dimata mereka yang sangat membutuhkan pertolongan dan uluran tangan, agar mereka dapat mengcap rasa bahagia walaupun seketika.

Nampak jelas dalam raut wajah Siti dan adik-adiknya tidak terpikirkan untuk esok yang jelas hari ini kami bisa makan. Pernah terniat dibenaknya akan pergi juga untuk mencari kerja akan tetapi siapa yang akan mengurus adik-adik, Ungkap Siti kepada tean dan awak media sambil menundukkan kepalanya.

Di era modern sekarang ini Indonesia sudah dikatakan sangat maju perkembangan ekonomi SDM nya, namun di dipelosok daerah ternyata masih ada keluarga miskin seperti di alami oleh Siti dan adik-adiknya beserta orang tuanya Tarhaji, tempatnya di Kp. Sampalan Desa Jayanti, Kelurahan Pelabuhan Ratu, Suka Bumi Jawa Barat.

Pembaca yang budiman kami juga menhimbau, bila tergugah hati melihat kekurangan keluarga Bpk. Tarhaji yang sangat membutuhkan bantuan, apapun yang diberikan akan kami antarkan kepada keluarga bpk. Tarhaji.

Pembaca budiman dimanapun berada yang ingin meringankan beban derita yang dialami keluarga Tarhaji, dan Siti dan adik-adiknya boleh mengirimkan bantuannya melalui Redaksi skalainfo.net, atau melalui via wa/telp. 081213582049 Ibu Juli atau
nomor rek. 0120167804 a/n. Alfi syahri. Insya Allah kiriman bantuan bpk/ibu kami langsung antarkan kepada keluarga Tarhaji dan Siti berserta adik-adiknya.

Bantuan dalam bentuk apapun sangat berharga buat keluarga bpk. Tarhaji. Atas sumbangsih Bpk/Ibu/Sdr.i kami ucapkan ribuan terima kasih. (Red/team).

By admin

-+=